Mengelola "Gelembung" selama COVID-19: Pengalaman di Selandia Baru


Menjaga agar gelembung tidak pecah. Dan tidak memecahkan gelembung-gelembung yang lain.

"Stop acara kumpul-kumpul. Meskipun yang hadir saudara kandung sendiri tapi bila tidak tinggal serumah, sebaiknya batalkan semua acara." 

Penggalan pesan dr. Susy Putri Wihadi, Sp.A. viral beredar di masyarakat beberapa hari terakhir. Beritanya ada di sini

Pesan yang viral ini relevan dengan praktik gelembung (bubble) yang diterapkan masyarakat Selandia Baru selama periode pandemi COVID-19.

Di awal tahun 2020, Selandia Baru menerapkan lockdown selama empat minggu. Kemudian secara bertahap status kewaspadaan diturunkan sampai pada satu periode dimana tidak ada kasus baru Virus Corona selama lebih dari 100 hari. Namun kini, Selandia Baru menghadapi gelombang kedua virus Corona. 


Konsep gelembung (bubble) dipraktikkan untuk meminimalisir penularan virus Corona. Penjelasan teknisnya ada di sini


Secara lugas, gelembung berarti orang-orang yang tinggal di satu rumah, meski mereka tidak memiliki hubungan darah. Ini mirip dengan konsep rumah tangga. Maka, rumah kos dan asrama karyawan juga dapat disebut sebagai rumah tangga dan merupakan satu gelembung.

Gelembung ini ibarat gelembung sabun. Tidak terlihat dan mudah pecah.

Gelembung ini tidak terlihat karena hanya rumah tangga tersebut yang bisa menentukan batas gelembung dan menentukan siapa saja yang menjadi anggota gelembung.

Gelembung bisa pecah jika ada anggota rumah tangga yang melakukan kontak dengan pihak luar dan membawa pulang virus Corona. Atau pihak luar yang masuk ke gelembung tersebut dan membawa virus Corona.

Anggota rumah tangga yang kontak dengan orang-orang di luar gelembungnya biasanya karena ia keluar untuk bekerja, belanja, atau berobat.

Sementara bisa juga ada pihak luar yang masuk ke satu gelembung, baik tidak rutin maupun rutin. Mereka yang melakukan kontak fisik secara tidak rutin contohnya pelanggan usaha yang datang, pihak pengantar barang (delivery), atau teknisi yang datang untuk memperbaiki suatu kerusakan.

Bisa juga ada orang-orang yang rutin datang ke satu gelembung. Contohnya: pengasuh anak, pengasuh lansia, anak yang menjenguk orang tua, serta pekerja rumah tangga yang pulang hari misalnya asisten rumah tangga, sopir, tukang kebun, dan satpam. 

Mereka yang tidak tinggal serumah dengan satu rumah tangga tertentu namun rutin datang disebut dengan gelembung yang diperluas atau extended bubble.

Untuk skala tertentu, extended bubble bisa dipertahankan. Dengan syarat masing-masing anggota extended bubble menjaga agar tidak merusak bubble yang didatangi.

Prinsip Pencegahan Virus  

Prinsip pencegahan virus adalah dengan menjaga gelembung tetap utuh. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengurangi kontak fisik anggota gelembung, baik anggota gelembung yang beraktivitas di luar atau orang luar yang datang ke gelembung tersebut.

Semakin sedikit kontak dengan orang-orang di luar bubble atau extended bubble maka semakin kecil peluang seseorang tertular virus.

Untuk menjaga agar gelembung tadi tidak pecah, beberapa cara yang bisa dilakukan:
Pertama dan utama, tidak keluar rumah. Jangan keluar jika sedang sakit. 

Kedua, hanya boleh satu orang dari tiap gelembung yang boleh keluar rumah. Ia harus memastikan agar tidak tertular virus selama berada di luar rumah dengan cara:
1. Jaga jarak antar individu. Pakai masker. 
2. Pakai sarung tangan, rutin cuci tangan, atau gunakan hand sanitiser.
3. Minimalisir kontak fisik. Kurangi menyentuh segala jenis permukaan. Hindari kumpul-kumpul. Lebih baik lagi bawa kantong belanja sendiri, bawa tempat makan sendiri, dan bayar transaksi dengan non-tunai.
4. Saat pulang ke rumah, jangan duduk atau sentuh permukaan apapun. Langsung mandi dan ganti baju.

Ketiga, meminimalisir kontak fisik dengan orang-orang dari luar gelembung yang datang ke gelembung kita. Misalnya dengan cara contacless delivery dan contacless payment.

Dampak COVID-19 bagi IndonesiaPembayaran Non-Tunai dan Zero Contact Delivery  
| Contacless payment: Menggunakan Produk Lokal dan Pembayaran Nirkontak, Membantu Bangsa di Kala Pandemi

Maka, menjaga gelembung tetap utuh dan tidak merusak gelembung-gelembung lain merupakan kewajiban kita agar pandemi COVID-19 cepat usai.

(Thomas Soseco)


Popular posts from this blog

Skewness dan Kurtosis

Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia

KKN di Desa Penari

Palma Ratio Indonesia

Daya Beli Masyarakat, in this Economy: Dunia Usaha dan Perspektif Ekonomi Makro

Generasi Hutang: Literasi Keuangan dan Kekayaan Rumah Tangga

Berapa Rata-Rata Kekayaan Rumah Tangga di Indonesia?