Posts

Showing posts with the label Financial Planning

Menghindarkan Sandwich Generation

Image
Pemberitaan media tentang seorang ibu yang mengaku ditelantarkan oleh anak-anaknya yang juga memiliki keterbatasan finansial membuat ia harus tinggal di panti jompo di Malang menunjukkan implikasi negatif dari adanya sandwich generation.  Istilah sandwich generation diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller di tahun 1981, yang merujuk pada orang dewasa yang harus menanggung beban generasi di atas mereka, generasi mereka sendiri, dan generasi di bawah mereka.  Lebih lanjut, Carol Abaya mengemukakan sandwich generation dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yakni, Pertama, traditional sandwich generation yakni orang dewasa yang harus memiliki kewajiban finansial atas orang tua dan anak. Kedua, club sandwich generation, yaitu mereka yang berusia 50-an atau 60-an dan terjepit di antara orang tua, anak dewasa, dan cucu, atau mereka yang berusia 30-an atau 40-an dan terhimpit di antara anaknya yang masih kecil serta orang tua dan kakek nenek. Ketiga, open faced sandwich generation, ya...

Upah Minimum dan Standar Hidup

Image
Tidak semua daerah memberlakukan kenaikan upah minimum kabupaten/kota untuk tahun 2021. Beberapa daerah tetap dengan UMK lama, yakni 2020. Sementara daerah lain menyetujui kenaikan UMK 2021, meski dalam nominal kecil. Kota Bekasi Beberapa kabupaten/kota dengan UMK 2021 tertinggi di Indonesia adalah: 1. Kabupaten Karawang Rp 4.594.000  2. Kota Bekasi Rp 4.589.000  3. Kabupaten Bekasi Rp 4.498.000  4. Seluruh Kotamadya DKI Jakarta Rp 4.276.000  5. Kota Cilegon Rp 4.426.000  6. Kota Depok Rp 4.202.000  7. Kota Surabaya Rp 4.200.000  8. Kota Tangerang Rp 4.199.000  9. Kota Gresik Rp 4.197.000  10. Kabupaten Sidoarjo Rp 3.864.000 Sumber:  kompas.com Argumen pemerintah adalah saat pandemi COVID-19 sekarang, menaikkan upah minimum bukan pilihan bijak saat dunia usaha juga sedang mengalami tekanan. Upah minimum kabupaten/kota (UMK) adalah upah minimum yang harus diberikan kepada pekerja setiap bulan sebagai imbalan atas jasa yang diberikannya, d...

Miskin tapi Standar Hidup Tinggi

Image
Kaya dan miskin itu relatif. Tapi standar hidup itu absolut.  The Legatum Prosperity Index menunjukkan tingkat kemakmuran antar negara. Indeks ini disusun dari 12 pilar kemakmuran yang tergabung dalam tiga domain, yakni inclusive societies (masyarakat yang inklusif), open economies (ekonomi yang terbuka), dan empowered people (masyarakat yang terberdayakan). Total ada 294 indikator yang dipakai sehingga menjadi sebuah indeks. Website Legatum Prosperity Index memungkinkan pengguna untuk melihat kondisi domain, pilar, dan elemen untuk tiap negara serta membandingkannya dengan negara lain. Pada tahun 2019, Indonesia memiliki angka indeks 60 dan berada di posisi 63 dari 167 negara. Pada tahun yang sama, New Zealand berada di peringkat 7 dengan skor 81,2. Secara umum, semua aspek menunjukkan New Zealand memiliki kondisi lebih baik dari Indonesia. Pengamatan yang lebih spesifik di elemen material resources di pilar living condition menunjukkan kebanyakan indikator yang dimiliki di Indon...

"Bye-bye" Kantor Cabang Bank

Image
Untuk layanan perbankan, banyak nasabah yang memilih bertransaksi di kantor cabang yang dekat dengan rumah atau tempat aktivitas. Hal ini akan menguntungkan karena mereka bisa menekan biaya transportasi dan hemat waktu. Tingginya peminat ini berarti juga tuntutan dunia perbankan untuk membuka kantor cabang baru juga tetap tinggi. Padahal membuka kantor cabang baru sama artinya dengan tambahan biaya bagi bank, seperti sewa gedung, sewa peralatan, gaji pegawai, dan biaya operasional. Ditambah lagi dengan biaya risiko karena bank menyimpan uang dalam jumlah besar.  Dampaknya, bank butuh keuntungan atau margin yang cukup untuk menutupi biaya-biaya tersebut. Sumber keuntungan terbesar bank adalah dari net interest margin (NIM), yakni selisih antara bunga yang diterima dari pinjaman dan bunga yang harus dibayarkan untuk simpanan. Sumber-sumber lain adalah biaya administrasi dan biaya jasa bank.  Pada Februari 2020, NIM di perbankan di Indonesia sekitar 4,81% (Statistik Perbankan Ind...

Why Housing Affordability Issue is Important?

Image
The 15 th Annual Demographia International Housing Affordability Study 2019 published list of cities with most unaffordable house price, collected from respondents in 309 cities in 8 countries. The rank is composed, lists cities from the most affordable place to the most unaffordable one. The criteria based on Price to Income Ratio (PIR), i.e. comparing median annual income with median housing value. PIR valued less than 3.0 means that house value is considered affordable. PIR valued 3.1. to 4.0 is moderately unaffordable. PIR 4.1. to 5.0 is seriously unaffordable. Lastly, PIR more than 5.1 means severely unaffordable. Hong Kong is the most unaffordable city in the world (PIR 20.9), followed by Vancouver (12.6), Sydney (11.7), Melbourne (9.7), Santa Cruz (9.6), San Jose (9.4), Los Angeles (9.2), Tauranga (9.1), Auckland (9.0), and San Francisco (8.8). Hongkong’s PIR 20.9 means its median house value ($7,169,000) is 20.9 times higher than its median income ($343,000). W...

Modal Awal Generasi Milenial Memiliki Rumah

Image
Ilustrasi. Pengerjaan Rumah Subsidi di Ungaran Timur, Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Aditya Pradana Putra/ ANTARA) Kebutuhan utama bagi anak muda dan keluarga-keluarga muda adalah memiliki hunian sendiri. Tidak sepatutnya mereka terus menerus menyewa rumah atau tinggal dengan orang tua. Karena memiliki rumah sendiri memberi berbagai keunggulan, seperti kemandirian, status yang lebih tinggi di masyarakat, termasuk manfaat ekonomi yakni nilai rumah yang semakin meningkat dan sekaligus memberi nilai guna bagi penghuninya. Bagi kebanyakan masyarakat, rumah tapak atau landed house  juga harus menjadi prioritas. Jumlah tanah yang relatif tetap tidak sebanding dengan permintaan yang semakin meningkat. Publikasi Badan Pusat Statistik (2019) menunjukkan bahwa 79,61% penduduk Indonesia memiliki rumah sendiri. Sementara publikasi lain Badan Pusat Statistik (2011) menunjukkan bahwa di tahun 2010 persentase penduduk perkotaan yang memiliki rumah sendiri adalah 67,90% sementara...

2019 Hati-hati Mengelola Hutang

Memasuki tahun politik 2019 pembahasan mengenai hutang negara menjadi topik bahasa seru di panggung politik. Hutang negara menjadi sensitif saat jumlahnya banyak dan digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif. Namun artikel ini tidak membahas mengenai hutang negara melainkan hutang dari sisi rumah tangga atau keluarga. Lazimnya setiap rumah tangga juga boleh berhutang. Hutang digunakan untuk tiga tujuan utama: meningkatkan aset, meningkatkan pendapatan, atau meningkatkan konsumsi. Hutang yang meningkatkan aset seperti kredit kepemilikan rumah dan kredit kendaraan bermotor. Hutang untuk meningkatkan pendapatan contohnya hutang untuk ekspansi usaha atau hutang kendaraan bermotor yang akan digunakan untuk usaha. Sementara hutang yang bertujuan meningkatkan konsumsi seperti contohnya hutang untuk pergi berwisata dan hutang kartu kredit untuk membeli barang konsumsi. Berbagai pakar keuangan menyatakan hutang yang ideal adalah yang pembayarannya tidak melebihi 30 persen da...

Generasi Milenial juga Butuh Perencanaan Finansial

Generasi milenial ditandai dengan mereka yang lahir pada rentang 1980 hingga 2000, atau yang sekarang berusia 18 hingga 38 tahun.  Generasi milenial juga terdiri dari berbagai kelas, ada yang sudah kaya sejak lahir, seperti cerita Crazy Rich Asians atau Crazy Rich Surabayans, sementara ada yang harus berjuang keras untuk hidup. Namun mereka semua memiliki kesamaan, yakni kedekatan mereka dengan teknologi informasi.  Keterkaitan mereka dengan teknologi informasi dan internet justru membawa adanya peluang-peluang baru untuk mendapat penghasilan yang tidak pernah terpikir oleh generasi-generasi sebelumnya.  Kini jamak banyak anak muda punya penghasilan sebagai youtuber, menjadi selebgram, penghasilan dari endorse produk, penulis blog, atau pengisi konten digital. Ada juga anak muda yang terjun di dunia industri kreatif, mengolah barang dan jasa dengan memberikan nilai tambah tertentu. Penghasilan yang tinggi idealnya juga harus diimbangi dengan kecerdasan fi...

Tantangan bagi Anak Muda dalam Memiliki Rumah Sendiri

Kegalauan anak muda saat ini adalah bimbang antara harus mengikuti tren kekinian ataukah harus menabung untuk masa depan (salah satunya adalah untuk membeli rumah). Ikut tren jelas memberikan kenyamanan dan kepuasan. Tapi niat mengamankan masa depan seharusnya tidak boleh pupus.  Tulisan ini menyajikan isu perjuangan memiliki rumah dari sudut pandang anak muda, menggugah kesadaran, dan sekaligus menyemangati anak muda Indonesia untuk terus berjuang. Memiliki rumah sendiri jelas memberi sensasi yang berbeda bagi penghuninya bila dibandingkan menyewa atau mengontrak. Di mata tetangga, pemilik rumah biasanya punya daya tawar lebih tinggi dibandingkan penyewa. Pemilik rumah juga biasanya lebih terlibat dalam partisipasi kegiatan warga di lingkungannya. Anak-anak mereka biasanya memiliki prestasi dan prilaku lebih baik dibanding anak-anak yang orang tuanya tidak memiliki rumah sendiri.  Dari sisi ekonomi, rumah adalah penyumbang kekayaan yang baik, rumah menjanjikan hasil...

Tiga Tantangan dalam Upaya Memiliki Rumah

Memiliki rumah sendiri merupakan kebahagiaan tak terkira bagi seseorang yang punya sejarah panjang sebagai anak kos dan pengontrak rumah.  Usai sudah perjalanan nomaden sebagai anak kos atau pengontrak. Menatap rumah baru, seberapapun kecil dan meski dibeli dengan cara mencicil, memberi harapan baru bagi keluarga Anda. Tentu Anda masih ingat bagaimana perjuangan mencari rumah, menabung, mencari informasi sebanyak-banyaknya, survei lokasi, mengurus surat-surat, dan akhirnya rumah itu menjadi sah milik Anda. Pengalaman ini akan menjadi tantangan bagi anak muda dan keluarga-keluarga muda yang baru akan memulai “karir” untuk memiliki rumah sendiri.  Setiap keluarga harus memaksakan diri untuk memilki rumah sendiri karena memberi banyak keuntungan bila dibandingkan dengan menyewa rumah.  Contohnya adalah memiliki rumah sendiri akan menunjukkan status sosial di masyarakat (pemilik rumah cenderung punya kedudukan lebih superior daripada penyewa rumah), anak-anak mem...