Jumlah Penduduk Pulau Jawa

-

Populasi Indonesia terdistribusi tidak merata, dengan Pulau Jawa, yang hanya meliputi sekitar 7% dari luas wilayah Indonesia, merupakan tempat tinggal bagi lebih dari setengah penduduk Indonesia. Hasil Sensus Penduduk 2020, penduduk Jawa sebanyak 151,6 juta jiwa, atau lebih dari 56,10% dari total populasi Indonesia. 

Jumlah penduduk yang banyak ini membawa tantangan berat bagi pemerintah untuk menyediakan sarana dan prasana serta penghidupan yang layak bagi penduduk di pulau ini. 

Beratnya tantangan ini dapat dilihat dengan membandingkan kepadatan penduduk di Jawa dengan beberapa negara lain (Gambar 1). 


Gambar 1. Negara dengan Populasi Lebih Sedikit dari Jawa. Sumber: wowschack.com


Gambar 1 menunjukkan negara-negara yang memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit dari Pulau Jawa. 

Secara historis, Jawa merupakan titik singgah utama di lalu lintas perdagangan dari timur (kawasan Asia Timur) ke barat (kawasan India, Timur-Tengah, dan Eropa),  menjadikan pulau ini sebagai sentra perdagangan dan pertukaran informasi di nusantara. 

Dilihat dari sisi geografis, Pulau Jawa memiliki lebih dari 40 gunung berapi, baik aktif maupun tidak aktif. Banyaknya gunung api ini memberi penghidupan bagi masyarakat sekitar dalam bentuk muntahan lava dan abu vulkanis yang memberi nutrisi bagi vegetasi. 

Pencatatan mula-mula tentang jumlah penduduk di Pulau Jawa dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Lebih dari dua abad yang lalu, jumlah penduduk di Jawa diperkirakan sebanyak 3,5 juta jiwa. Angka ini kemudian bertambah 6 kali lipat dalam 100 tahun, menjadikan penduduk Jawa diperkirakan sebanyak 23,6 juta jiwa di tahun 1890. 

Pada periode 1815-1845, jumlah penduduk Jawa meningkat 2 kali lipat, dari sekitar 4,4 juta jiwa menjadi 9,3 juta jiwa. Diduga, pelaksanaan tanam paksa atau cultuurstelsel mendorong permintaan akan tenaga kerja untuk bekerja di perkebunan-perkebunan, sehingga membuat tingkat kelahiran melonjak tajam.  

Data yang lebih akurat didapat dari pelaksanaan sensus penduduk yang dimulai tahun 1920, yang menunjukkan jumlah penduduk Jawa lebih dari 34 juta jiwa. Sepuluh tahun kemudian, jumlah penduduk Jawa mencapai 41,7 juta jiwa.  


Jumlah Penduduk Pulau Jawa, 1795-2010

Dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, Pulau Jawa tampak ''sesak" dengan banyaknya penduduk. 
Pemerataan penduduk menjadi tidak terelakkan. Fokus menekan angka kelahiran menjadi prioritas utama untuk wilayah-wilayah di Jawa. Pada saat yang sama, perlu upaya memperluas kegiatan-kegiatan ekonomi di luar Jawa. 

 


Referensi:

White, B. (1973). Demand for labor and population growth in colonial Java. Human Ecology, 1(3), 217-236. URL

Badan Pusat Statistik (2020) https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1267/jumlah-penduduk-hasil-sensus-penduduk-sp-dan-survei-penduduk-antar-sensus-supas-menurut-provinsi-1971---2015.html



Popular posts from this blog

Skewness dan Kurtosis

-
Image
Pada statistika, dikenal istilah skewness dan kurtosis. Skewness adalah ukuran ketidaksimetrisan dalam distribusi nilai. Skewness dapat bernilai positif, negatif, dan nol. Skewness yang bernilai positif berarti ekor distribusi berada di sebelah kanan nilai terbanyak. Berarti, sebagian besar distribusi berada di nilai rendah. Skewness yang bernilai negatif berarti ekor distribusi berada di sebelah kiri, menunjukkan bahwa sebagian besar nilai berada di sisi kanan kurva. Sementara skewness bernilai nol berarti nilai terdistribusi secara simetris, dengan jarak antara ekor distribusi sebelah kanan dan kiri sama besar. Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Skewness Kurtosis adalah indikator untuk menunjukkan derajat keruncingan ( tailedness ). Semakin besar nilai kurtosis maka kurva semakin runcing. Nilai referensi kurtosis adalah 3. Jika nilai kurtosis lebih besar dari 3, maka kurva distribusi disebut leptokurtik. Sementara jika lebih rendah dari 3, maka disebut plat...
Read more

IFLS: Mencari Variabel

-
Image
RAND Indonesian Family Life Survey (IFLS). Sumber: Google The Indonesia Family Life Survey (IFLS) merupakan sumber data longitudinal yang banyak digunakan peneliti untuk mengetahui kondisi sosioekonomi, kesehatan, pendidikan untuk rumah tangga dan individu di Indonesia serta kondisi komunitas dalam hal karakteristik, fasilitas pendidikan, dan kesehatan.  IFLS pertama kali diselenggarakan tahun 1993 (IFLS1) yang menyurvei 7.224 rumah tangga yang tinggal di 321 Enumeration Area di 13 provinsi di Indonesia. Kemudian survei-survei berikutnya dilaksanakan di tahun 1997 (IFLS2), 2000 (IFLS3), 2007 (IFLS4), dan 2014 (IFLS5). Berbeda dengan cross section survey yang mengumpulkan informasi responden pada suatu saat tertentu, longitudinal atau panel survey mengumpulkan informasi dari responden yang sama dari waktu ke waktu.  Data, publikasi dan dokumentasi penunjang IFLS tersedia di website RAND Identifier (ID) di IFLS Ada berbagai macam identifier (ID) di IFLS, yakni ID untuk rumah tan...
Read more

Innovation-Driven Economic Development for Inclusive Well-being: Assessing Household Resilience to Economic Shocks

-
Image
In modern economies, innovation is a critical driver of economic growth and societal well-being. The capacity of an innovation-driven economy to enhance household resilience, particularly in the face of economic shocks, is essential for equitable prosperity. This study investigates the determinants necessary for households to better withstand and recover from economic disruptions, highlighting the importance of inclusive economic strategies. The Role of Innovation Innovation is fundamental to rising living standards. Productivity growth, which is vital for increasing real wages and per capita income, largely stems from continuous innovation. The McKinsey Global Institute and Boston Consulting Group emphasize that innovation surpasses other inputs, such as capital and labor, in driving productivity growth. Harvard economist Elhanan Helpman also supports this view, noting that innovation is a significant driver of productivity and, consequently, cross-country income variations. An innova...
Read more

Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia

-
Image
Menarik mencermati pemberitaan detikcom (19/10) yang berisi pernyataan bahwa hanya 1% masyarakat Indonesia yang menikmati kekayaan sementara 99% sisanya hidup pas-pasan bahkan sangat sulit. Sontak, berita ini menjadi perhatian publik.  Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah bagaimana sebenarnya kondisi kehidupan mereka yang tidak termasuk dalam kelompok elit 1% ini. Apakah semuanya hidup pas-pasan? Tentu saja, pengamatan atas kondisi mereka sangat sulit. Akan lebih mudah mengamati atau mengukur orang-orang yang berada di kelompok ekstrem atas (orang yang sangat kaya) atau ektrem bawah (orang yang paling miskin).  Orang-orang yang masuk ke dalam 1% orang terkaya di Indonesia adalah mereka memiliki harta atau aset yang sangat banyak.  Artikel ini difokuskan pada kekayaan, dan bukannya pendapatan. Kekayaan rumah tangga lebih mampu merefleksikan kondisi kesejahteraan rumah tangga tersebut.  Kamus Besar Bahasa Indonesia juga memberi definisi kaya adalah ...
Read more

"The Role of Microeconomics and Macroeconomics in Development"

-
Image
It was my pleasure to meet colleagues and students from Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia during a lecture session titled The Role of Microeconomics and Macroeconomics in Development on Saturday, 30 November 2024. The session was chaired by Mr. Azizul Azhan Bin Hussain (Joe) and attended by over 233 participants via Google Meet and YouTube. In my presentation, we discussed the core concepts of the economy and its main challenges. We also explored the difference between microeconomics and macroeconomics, as well as their interconnection. Additionally, we extended the discussion to our publication titled "An Application of the Dagum Type III Model to Measure Household Net Wealth Inequality in Indonesia." The paper can be accessed here: https://thomassoseco.blogspot.com/2024/09/an-application-of-dagum-type-iii-model.html A special thanks to Ms. Nur Azwani Mohamad Azmin for making this session possible.
Read more

KKN di Desa Penari

-
Image
KKN di Desa Penari is a horror story that goes viral recently in Indonesia. This story is believed based on the real story of KKN programme in one village in East Java Province in 2009. The KKN is an abbreviation of Kuliah Kerja Nyata or translated as practical experience of community service conducted by university students. While Desa Penari is translated as a village of dancers.  The story was originally published in a serial tweet by SimpleMan in his Twitter account @SimpleM81378523, uploaded on the 24th of June 2019. The tweets are written in the local language (Javanese with eastern Java dialect) with translation in the Indonesian language.  The story focuses on six (out of 14) students who did the KKN programme in a remote village, known with traditional dance as its tradition. When they arrived at the village, they realised that the village is also inhabited by ancient spirits, with traditional dance as their tradition.  The story culminated when a couple did ...
Read more

Palma Ratio Indonesia

-
Image
Koefisien Gini secara luas digunakan sebagai pengukuran kondisi ketimpangan. Hal ini didasari bahwa koefisien Gini merupakan salah satu metode pengukuran ketimpangang yang paling tua, diajukan oleh Corrado Gini pada tahun 1912. Koefisien Gini memiliki nilai dalam rentang 0 dan 1. Semakin tinggi nilai Gini maka kondisi ketimpangan semakin parah. Maka, satu negara/ daerah yang memiliki koefisien Gini lebih tinggi daripada negara/ daerah lain dianggap memiliki tingkat ketimpangan lebih tinggi. Namun koefisien Gini ternyata tidak mampu melihat lebih ke dalam bagaimana distribusi yang terjadi di setiap kelas masyarakat. Misalnya ada negara A dan B memiliki koefisien Gini yang sama. Namun bagian pendapatan yang diterima oleh masyarakat termiskin di negara A lebih sedikit daripada pendapatan yang diterima oleh kelompok yang sama di negara B. Maka, kondisi ketimpangan di negara A seharusnya lebih parah daripada negara B. Untuk mengatasi kondisi di atas, diperlukan satu indikator lain, ...
Read more