Palma Sectors d10+ dan d10++ Indonesia
Investigasi atas ketimpangan antar kelas ternyata tidak cukup hanya dengan membagi masyarakat ke dalam tiga kelas (atas, tengah, dan bawah)
Palma (2018) kemudian menemukan dua komponen tambahan dari kelas terkaya yang justru mempengaruhi ketimpangan secara keseluhan. Kedua komponen tersebut adalah Palma Sector 1 (d10+) dan Palma Sector 2 (d10++).
Palma sector 1 (d10+) adalah extra share di desil 10 yang sebenarnya merupakan bagian dari desil 1-4. Mereka yang tergolong d10+ adalah orang kaya yang menjadi kaya karena mengurangi share yang dimiliki D1-D4.
Sementara Palma Sector 2 (d10++) adalah extra share yang ada di desil 10 yang sebenarnya merupakan bagian dari desil 5-9. Mereka menjadi kaya karena mengurangi proporsi kekayaan D5-D9.
Contoh berikut diambil dari Palma, J. G. (2018). Does the broad spectrum of inequality across the world in the current era of neo-liberal globalization reflect a wide diversity of fundamentals, or just a multiplicity of political settlements and market failures? Link
Gambar 1 menunjukkan Jerman dan Uruguay memiliki share desil 5-9 (d5-d9) yang sama, yakni 54%. Keduanya juga memiliki nilai sama untuk share desil 10 (d10) yakni 23%. Namun adanya d10+ di Uruguay mengurangi share yang dimiliki oleh desil 1-4 (d1-d4) yakni menjadi hanya 15%.
Dampaknya, Uruguay memiliki tingkat ketimpangan lebih tinggi dibanding Jerman, baik diukur dari Gini ratio ataupun Palma ratio.
Gambar 2 menujukkan Brasil dan Chili memiliki komponen d10+ dan d10++ sekaligus. Kedua negara memiliki d10 yang sama. Adanya d10+ dan d10++ membuat kedua negara tersebut memiliki kondisi ketimpangan yang ekstrim.
Proporsi d10+ yang tinggi di Brasil akan mengurangi share d1-d4. Proporsi d10+ di Brasil sebesar 14% membuat d1-d4 menjadi 11%. Sementara d10+ di Chili lebih rendah yakni sebesar 12% yang membuat d1-d4 menjadi 13%.
Sementara share d10++ yang tinggi di Chili akan mengurangi share yang dimiliki d5-d9.
Nilai d10++ di Brasil sebesar 3% akan membuat d5-d9 menjadi 47%. Sementara d10++ di Chili sebesar 4,5% membuat d5-d9 menjadi 45,5%.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Palma Sectors d10+ dan d10++ Indonesia
Pembagian kelas di Indonesia tidak hanya tiga, melainkan lima. Ada juga komponen d10+ dan d10++.
Contoh berikut adalah perhitungan kekayaan rumah tangga di Indonesia pada tahun 2000. Jika dibuat menjadi pembagian untuk tiap desil, didapat hasil:
Data di atas menunjukkan bahwa 40% rumah tangga termiskin di Indonesia pada tahun 2000 memiliki 4,4% dari total kekayaan. Sementara desil 5 hingga desil 9 memiliki 41,2% dari total kekayaan. Dan desil 10 memiliki 54,3% dari total kekayaan.
Namun terdapat pula d10+ dan d10++ yang nilainya akan mengurangi desil 10. Sehingga, d10 akan menjadi d10* menjadi hanya 7,9%. Sementara d10+ adalah sebesar 39,9% dan d10++ adalah 6,6%.
Hal ini berarti ada ada sekitar 39,9% penduduk yang kaya karena mereka mengambil kekayaan dari masyarakat desil 1-4. Sementara ada 6,6% penduduk kaya yang mengambil kekayaan dari masyarakat desil 5-9.
Jika dibuat menjadi grafik, maka pembagian kekayaan rumah tangga di Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut. Nilai dibulatkan untuk memudahkan pengamatan.
(Thomas Soseco)
Artikel Terkait:
Gambar 1. Palma Sector 1 (d10+)
Dampaknya, Uruguay memiliki tingkat ketimpangan lebih tinggi dibanding Jerman, baik diukur dari Gini ratio ataupun Palma ratio.
Gambar 2. Palma Sector 2 (d10++)
Gambar 2 menujukkan Brasil dan Chili memiliki komponen d10+ dan d10++ sekaligus. Kedua negara memiliki d10 yang sama. Adanya d10+ dan d10++ membuat kedua negara tersebut memiliki kondisi ketimpangan yang ekstrim.
Proporsi d10+ yang tinggi di Brasil akan mengurangi share d1-d4. Proporsi d10+ di Brasil sebesar 14% membuat d1-d4 menjadi 11%. Sementara d10+ di Chili lebih rendah yakni sebesar 12% yang membuat d1-d4 menjadi 13%.
Sementara share d10++ yang tinggi di Chili akan mengurangi share yang dimiliki d5-d9.
Nilai d10++ di Brasil sebesar 3% akan membuat d5-d9 menjadi 47%. Sementara d10++ di Chili sebesar 4,5% membuat d5-d9 menjadi 45,5%.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Palma Sectors d10+ dan d10++ Indonesia
Pembagian kelas di Indonesia tidak hanya tiga, melainkan lima. Ada juga komponen d10+ dan d10++.
Contoh berikut adalah perhitungan kekayaan rumah tangga di Indonesia pada tahun 2000. Jika dibuat menjadi pembagian untuk tiap desil, didapat hasil:
Desil
|
Proporsi (%)
|
D1-D4
|
4,4
|
D5-D9
|
41,2
|
D10
|
54,3
|
d10*
|
7,9
|
d10+*
|
39,9
|
d10++
|
6,6
|
Data di atas menunjukkan bahwa 40% rumah tangga termiskin di Indonesia pada tahun 2000 memiliki 4,4% dari total kekayaan. Sementara desil 5 hingga desil 9 memiliki 41,2% dari total kekayaan. Dan desil 10 memiliki 54,3% dari total kekayaan.
Namun terdapat pula d10+ dan d10++ yang nilainya akan mengurangi desil 10. Sehingga, d10 akan menjadi d10* menjadi hanya 7,9%. Sementara d10+ adalah sebesar 39,9% dan d10++ adalah 6,6%.
Hal ini berarti ada ada sekitar 39,9% penduduk yang kaya karena mereka mengambil kekayaan dari masyarakat desil 1-4. Sementara ada 6,6% penduduk kaya yang mengambil kekayaan dari masyarakat desil 5-9.
Jika dibuat menjadi grafik, maka pembagian kekayaan rumah tangga di Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut. Nilai dibulatkan untuk memudahkan pengamatan.
Gambar 1. Pembagian Kekayaan Rumah Tangga di Indonesia. 2000
(Thomas Soseco)
Artikel Terkait:
- Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia
- Skewness dan Kurtosis
- Contoh Kurva Lorenz dan Gini Ratio yang Ekstrem
- Palma Ratio Indonesia
- Berapa Rata-rata Kekayaan Rumah Tangga di Indonesia?