Bagaimana Produk dengan Locality bisa Bersaing di Pasar Online?

Bagaimana produk lokal yang dibuat dengan aspek locality bisa bersaing di pasar online? 


Pemberitaan detikcom (19/09) tentang sepinya pusat perbelanjaan Tanah Abang menjadi perhatian nasional yang bahkan mengundang Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki datang berkunjung ke pusat grosir terbesar di Asia Tenggara ini.  

Sepinya pengunjung di pasar ini diduga karena gempuran barang impor yang berharga lebih murah terlebih yang dijual di media belanja online. 

Meski para pedagang di Tanah Abang juga mencoba berjualan secara online, harga pembelian yang lebih tinggi membuat mereka tidak mampu berkompetisi dalam hal harga dengan barang-barang impor yang lebih murah.  

Pemasaran secara online memberi kemudahan bagi pembelinya. Tidak ada hambatan jarak yang memisahkan penjual dan pembeli. Juga tidak ada kerepotan saat berburu barang yang diinginkan, mencari parkir, atau berkendara menembus kemacetan. Komparasi harga juga bisa dilakukan hanya dengan sentuhan jari. 

Gambar 1. Shopee Live. Sumber: idxchannel

Bahkan adanya fitur live streaming seperti Shopee Live dan Tiktok Live, juga membantu mencetak berbagai rekor penjualan, apalagi jika dengan host artis-artis terkenal seperti Ruben Onsu di Shopee Live mencatatkan rekor baru dengan yang meraih omset hingga Rp.16 miliar di puncak kampanye. 

Dari sisi konsumen, sebagian besar karakteristik dan gaya berbelanja pada live shopping seperti Shopee Live dan Tiktok Live adalah mencari produk yang memiliki penawaran paling menarik seperti gratis ongkos kirim, diskon, atau cashback (Tabel 1).

Tabel 1. Promo Live Shopping Paling Disukai Masyarakat

Sumber: Populix (2023) Understanding Live Streaming Shopping Ecosystem in Indonesia 

Kemudahan belanja dan mendapatkan kebutuhan tanpa ada batasan jarak membuat persepsi tidak ada urgensi untuk memilih hunian yang dekat dengan tempat belanja.

Pusat ekonomi bisa jadi tidak berada di pusat kota. Mereka yang berada di pinggiran kota juga akan dapat memiliki keuntungan sama besarnya dengan mereka yang membuka bisnis di pusat kota.  

Konsumen tidak hanya mereka yang datang dari daerah sendiri atau daerah-daerah tetangga melainkan juga yang datang dari tempat yang jauh. 


Memaksimalkan Potensi Lokal di Ekosistem Belanja Online

Kelokalan (locality) bisa menjadi nilai jual bagi produsen dalam memasarkan produknya. Kelokalan tersebut bisa meliputi kedekatan atau kesamaan geografis, isu kearifan lokal, serta memuat konten lokal.

Isu ini kemudian menjadi nilai jual bagi pengusaha dalam promosi usahanya, seperti mempromosikan produk asli dari satu daerah, family business, atau memberdayakan ekonomi setempat.  

Sebaliknya, usaha besar justru menjual produk-produk yang lebih bersifat generik yang tidak ada emblem locality. Atau menjual variasi produk dengan locality yang beranekaragam untuk menarik konsumen yang lebih luas. 

Isu kelokalan tampaknya menjadi hal yang semakin hilang dalam ekosistem belanja online. Tidak ada lagi batasan jarak bisa jadi membawa implikasi konsumen tidak lagi memiliki kedekatan untuk produk yang diproduksi atau dijual secara lokal. 

Bagi konsumen, kemudahan berselancar di dunia maya dan membandingkan harga produk akan menihilkan unsur-unsur cerita di balik produk tersebut, termasuk unsur locality

Merujuk pada temuan Populix di atas, unsur locality juga bukan menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan produk di pasar online. Sebaliknya, produk-produk yang bisa memberi penawaran paling menarik (seperti cashback, diskon, atau gratis ongkos kirim) justru yang paling dicari. 

Jadi, bagaimana bisa produk lokal yang dibuat dengan konten locality bisa bersaing dengan produk generik di pasar online

Jawaban yang paling logis adalah bersaing dalam memberi penawaran yang paling menarik bagi konsumen. Tentu saja hal ini membutuhkan modal besar untuk mencapai efisiensi, yang kemudian bisa membentuk harga jual yang lebih kompetitif. 

Alternatif lain, produsen menciptakan pasar sendiri. Produk-produk yang dibuat dengan menggunakan promosi locality bisa jadi akan lebih banyak laku di pasar offline seperti toko, pameran dagang, dan expo. Produk-produk tersebut akan menyasar konsumen yang lebih spesifik yakni mereka yang tinggal di wilayah sekitar, pengunjung dari daerah lain yang memilih opsi yang dekat, atau pengunjung dari tempat jauh yang memang tertarik dengan isu locality.

Opsi yang paling terdekat adalah memanfaatkan pasar lokal.


Gentrifikasi

Perkembangan teknologi dan dunia online juga akan terkait dengan isu gentrifikasi yakni perpindahan penduduk dari tempat yang lebih makmur ke wilayah-wilayah yang relatif lebih miskin dengan tujuan mencari harga properti lebih murah atau biaya hidup lebih murah.

Gentrifikasi menyebabkan datangnya penduduk yang memiliki daya beli lebih tinggi ke tengah-tengah penduduk yang memiliki daya beli lebih rendah. 

Dampaknya, akan ada upgrading atau peningkatan kualitas kawasan menjadi lebih baik dengan infrastruktur lebih lengkap, konversi lahan untuk pemukiman dan fasilitas umum, serta peningkatan harga properti.

Para pemilik usaha lokal harus bisa memanfaatkan peluang ini karena potensi pangsa terbesar mereka adalah tetangga mereka sendiri. 

Secara lebih luas, berbelanja di pasar offline terutama dari pemilik usaha lokal atau produk-produk yang memiliki nilai locality akan memberi peningkatan kesejahteraan lebih tinggi bagi seluruh warga di kawasan tersebut daripada berbelanja dari tempat-tempat yang lebih jauh.

Hal inilah yang dapat menjadi altenatif bagi pengusaha lokal untuk dapat bertahan di tengah perkembangan dunia belanja online


Penutup

Dunia belanja online akan menyeleksi produk-produk berdasarkan pada seberapa banyak promo yang bisa diberikan dan bukannya pada unsur locality produk tersebut. Di sinilah produk-produk lokal harus bisa membentuk pasarnya sendiri untuk dapat mencapai peningkatan kesejahteraan.


Referensi

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6938334/pusat-grosir-terbesar-di-asia-tenggara-kini-sesepi-ini?mtype=mpc.ctr.B-boxccxmpcxmp-modelB

https://www.idxchannel.com/milenomic/cara-live-di-shopee-bagi-pemula-agar-banyak-pembeli


Popular posts from this blog

Skewness dan Kurtosis

Siapa yang Menikmati Kenaikan Pendapatan Terbesar di Musim Mudik?

KKN di Desa Penari

IFLS: Mencari Variabel

Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia

Perkembangan Rata-rata Bulanan Kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat

Panduan Penulisan Tugas Akhir