Mudik Rawan karena Kurang Pengalaman
Media Indonesia, 13 September 2010
Perjalanan mudik dan balik Lebaran rawan kecelakaan jika pengemudinya kurang berpengalaman.
Faktanya, pada musim mudik dan balik lebaran, banyak sekali pengemudi dadakan. Nekat menempuh jarak ratusan kilometer tanpa didukung latihan fisik yang baik, perbekalan yang memadai, pengetahuan safety riding yang mumpuni, plus kekurangtahuan akan kondisi rute yang akan dijalani.
Perjalanan mudik sangat berbeda dengan rute yang Anda jalani sehari – hari.
Setiap daerah punya “adat – istiadat berkendara” yang berbeda – beda. Sopan santun di jalan sangat diperlukan.
Setiap daerah punya titik – titik rawan kecelakaan, entah karena kondisi jalan, kondisi alam, maupun karena pada daerah tersebut jam biologis pengemudi pada adalah pada titik terendah.
Kekurangtahuan, plus motivasi pengemudi yang terlalu menggebu – gebu sering kali berakibat adanya kecelakaan.
Tak lupa, pengetahuan safety riding. Sebagian besar kecelakaan di jalan disebabkan kelalaian pengemudi.
Patut diingat, rambu lalu lintas bukan pajangan, marka jalan bukan hiasan. Semua ada untuk menjamin keselamatan bersama. Harap antri.
Seringkali pengemudi yang berasal dari kota – kota besar tidak sabaran; ketahuan sekali mereka tidak berpengalaman mengemudi jarak jauh.
Agar perjalanan tidak menjadi rawan, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan.
Pertama, ajak pemudik lain yang lebih berpengalaman.
Solusi lain, berkonvoi dengan pemudik yang lebih hafal rute.
Solusi lain, melakukan survei. Setiap stasiun tv, surat kabar, tabloid atau bahkan internet memberi informasi ringkas tentang rute yang akan dilalui.
Dan yang paling penting dari itu semua: tetap berhati – hati.
(Thomas Soseco)
Perjalanan mudik dan balik Lebaran rawan kecelakaan jika pengemudinya kurang berpengalaman.
Faktanya, pada musim mudik dan balik lebaran, banyak sekali pengemudi dadakan. Nekat menempuh jarak ratusan kilometer tanpa didukung latihan fisik yang baik, perbekalan yang memadai, pengetahuan safety riding yang mumpuni, plus kekurangtahuan akan kondisi rute yang akan dijalani.
Perjalanan mudik sangat berbeda dengan rute yang Anda jalani sehari – hari.
Setiap daerah punya “adat – istiadat berkendara” yang berbeda – beda. Sopan santun di jalan sangat diperlukan.
Setiap daerah punya titik – titik rawan kecelakaan, entah karena kondisi jalan, kondisi alam, maupun karena pada daerah tersebut jam biologis pengemudi pada adalah pada titik terendah.
Kekurangtahuan, plus motivasi pengemudi yang terlalu menggebu – gebu sering kali berakibat adanya kecelakaan.
Tak lupa, pengetahuan safety riding. Sebagian besar kecelakaan di jalan disebabkan kelalaian pengemudi.
Patut diingat, rambu lalu lintas bukan pajangan, marka jalan bukan hiasan. Semua ada untuk menjamin keselamatan bersama. Harap antri.
Seringkali pengemudi yang berasal dari kota – kota besar tidak sabaran; ketahuan sekali mereka tidak berpengalaman mengemudi jarak jauh.
Agar perjalanan tidak menjadi rawan, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan.
Pertama, ajak pemudik lain yang lebih berpengalaman.
Solusi lain, berkonvoi dengan pemudik yang lebih hafal rute.
Solusi lain, melakukan survei. Setiap stasiun tv, surat kabar, tabloid atau bahkan internet memberi informasi ringkas tentang rute yang akan dilalui.
Dan yang paling penting dari itu semua: tetap berhati – hati.
(Thomas Soseco)