Perampasan Ponsel Kian Marak: Jangan Terbawa Nafsu

Media Indonesia. Senin 21 Maret 2011



Telepon seluler (ponsel) kini sedang mewabah. Harga semakin murah, fitur semakin lengkap, ditunjang kartu perdana dan pulsa yang murah. Maka ponsel kini tampaknya menjadi barang yang tidak akan pernah jauh dari diri kita.

Saking murahnya dan saking pasarannya sebuah ponsel maka penggunanya seringkali lalai. Menggunakan ponsel tanpa waspada kondisi sekitar.

Semurah – murahnya suatu barang bagi kita, namun tetap masih memiliki nilai bagi orang lain. Bahkan barang bekas yang kita buang ke tempat sampah, masih mampu diolah dan dujual lagi oleh orang lain.

Meski ponsel bukan barang mewah, namun tetap barang berharga.

Laku puluhan atau ratusan ribu, tetap merupakan uang dan rejeki bagi perampas. Ponsel juga cepat dicairkan.

Dalam hitungan menit, ponsel batangan bisa langsung berpindah tangan di pasar barang bekas.

Ya itulah uniknya negeri ini. Semua barang bisa dijual lagi. Ponsel bekas, casing bekas, baterai bekas, soft case bekas, apalagi ponsel komplit dengan charger dan dus.

Melihat pola penggunaan ponsel di Indonesia, sungguh aneh melihatnya. Punya ponsel canggih dan mahal tapi kartunya prabayar.

Kartu prabayar, beli pulsanya seminggu sekali sebanyak lima ribu rupiah. Dari sini saja sudah terlihat bahwa punya ponsel (apalagi ponsel mahal dan canggih) lebih disebabkan karena nafsu belaka.

Celakanya, bila yang punya pikiran seperti ini adalah orang – orang yang benar – benar miskin, kemudian berandai – andai ingin punya ponsel canggih seperti yang diiklankan di televisi atau koran, maka besar kemungkinan mereka akan melakukan jalan pintas, yakni merampas ponsel orang lain.

Maka, jangan terbawa nafsu. ponsel itu sejatinya hanya sebagai alat komunikasi.

Kalau memang belum perlu ponsel canggih, ya untuk apa beli? Para pengusaha dan profesional biasanya membeli ponsel canggih karena mereka membutuhkan fitur – fitur yang ada di dalamnya.

Presentasi, menyimpan file, mengirim email, melakukan transaksi perbankan, semua ada di dalam genggaman.

Kalaupun sudah terlanjur punya ponsel (apalagi canggih dan mahal), perhatikan juga pemakaian dan penyimpanan. Jangan sampai menimbulkan rangsangan bagi orang lain untuk merebut ponsel kita.

(Thomas Soseco)



Popular posts from this blog

Skewness dan Kurtosis

Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia

KKN di Desa Penari

Palma Ratio Indonesia

Daya Beli Masyarakat, in this Economy: Dunia Usaha dan Perspektif Ekonomi Makro

Generasi Hutang: Literasi Keuangan dan Kekayaan Rumah Tangga

Berapa Rata-Rata Kekayaan Rumah Tangga di Indonesia?