Publikasi Ilmiah bagi Mahasiswa: Urgensi, Tantangan, dan Solusi

Kebutuhan untuk publikasi juga seringkali menjadi persyaratan tagihan luaran bagi mahasiwa yang sedang berada di tahap penulisan tugas akhir. Tentu saja, kebutuhan pubilkasi akan berbeda setiap jenjang. Misalnya mahasiswa jenjang S1 membutuhkan publikasi di jurnal Sinta 4-6, mahasiwa magister membutuhkan publikasi pada jenjang Sinta 1-2, serta mahasiswa jenjang doktor yang membutuhkan publikasi di Web of Science (WoS) atau SCOPUS.

Kendala terbesar dari praktik persyaratan publikasi adalah keterbatasan teori dan literatur yang relevan, sementara praktik nyata di lapangan justru sangat melimpah. Kondisi ini menuntut peneliti untuk mampu mengantisipasi kesenjangan antara praktik dan teori, serta menjembataninya melalui publikasi ilmiah.


Urgensi Publikasi Ilmiah

Filosofi dari publikasi ilmiah adalah menjaga agar peneliti tidak “hilang dari peredaran”. Publikasi menjadi wahana berbagi ide dan pengalaman serta berkontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Publikasi juga berfungsi agar peneliti bisa tetap eksis dalam dunia akademis. Ide konseptual atau hasil-hasil penelitian perlu dibaca banyak orang agar ide dan hasil penelitian tersebut bukan sekedar tulisan atau laporan tidak terpublikasi. Tanpa ada publikasi maka kerja peneliti akan invisible alias tidak diketahui dan tidak diakui oleh orang lain. Konsep ini dikenal sebagai “Publish or Perish”. 

Idealnya, setiap peneliti berorientasi untuk publikasi di jurnal yang berkualitas. Semakin tinggi kualitas jurnal yang dituju berarti semakin tinggi kemahiran peneliti dalam menghasilkan karya. 

Namun tidak semua luaran penelitian atau ide butuh diterbitkan di jurnal bereputasi tinggi. Bagi beberapa peneliti, publikasi merupakan syarat untuk hal yang lebih bersifat praktis seperti untuk pemenuhan syarat kelulusan, pemenuhan luaran projek penelitian, kenaikan pangkat, dan sebagainya.


Jurnal Bereputasi

Pemilihan media untuk publikasi juga akan mempengaruhi kinerja peneliti dimana semakin bereputasi sebuah jurnal maka peneliti tersebut dianggap memiliki reputasi yang lebih baik. Reputasi jurnal dapat dilihat dari pengindeksnya. Indeksasi Web of Science (WoS) dan SCOPUS dikenal luas sebagai patokan kredibilitas, dengan klasifikasi Quartile 1 sampai Quartile 4. Prioritas pertama adalah Web of Science (WoS) dan SCOPUS Q1 kemudian berurutan adalah SCOPUS Q2, SCOPUS Q3, dan SCOPUS Q4. 

Jurnal internasional terindeks lain memiliki prioritas yang lebih rendah seperti Index Copernicus dan DOAJ.

Untuk jurnal-jurnal di Indonesia, indeksasi SINTA adalah penanda kualitas jurnal dengan rentang SINTA 1 hingga SINTA 6. Prioritas pertama adalah SINTA 1, kemudian berurutan adalah SINTA 2, SINTA 3, SINTA 4, SINTA 5, dan SINTA 6. 

Prioritas berikutnya adalah jurnal nasional non-SINTA. Prioritas yang lebih rendah lagi adalah prodising.

Semakin tinggi peringkat jurnal tersebut atau semakin bereputasi lembaga pengindeks-nya maka semakin besar effort yang diperlukan agar naskah dapat diterbitkan di jurnal tersebut. Untuk itu diperlukan beberapa hal yang dapat menjadi indikasi artikel yang berkualitas. 

1. Artikel berkualitas bermula dari dimulai dari penelitian yang berkualitas. Penelitian yang berkualitas terdiri dari tiga pilar: best available data, most advanced methods, dan robust results. 

2. Perlu mengutip referensi terbaru dan relevan.

3. Menghindari plagiarisme dan self-plagiarism. 

4. Melakukan revisi dan proofreading secara menyeluruh. 

5. Menggunakan tools yang relevan seperti Grammarly (pengecekan grammar), Mendeley, Endnote (reference manager), Turnitin (cek similarity).

Sementara dari aspek submission, beberapa hal perlu diperhatikan oleh peneliti, yakni: 

1. Memilih jurnal yang sesuai dengan topik tulisan. 

2. Menulis dengan struktur dan gaya akademik yang sejalan dengan jurnal yang dituju. 

3. Melengkapi submission dengan berkas-berkas penunjang seperti cover letter, biografi penulis, acknowledgement dan funding sources, serta ORCID ID.

4. Menindaklanjuti proses peer review dalam durasi yang ditentukan.


Tantangan dan Etika Publikasi

Terdapat beberapa tantangan dalam proses penerbitan artikel. Pertama, proses peer-review yang panjang dan melelahkan. Proses ini memakan waktu bervariasi antara satu jurnal dan jurnal lain. Beberapa jurnal bisa publikasi dalam 6-8 bulan sementara jurnal yang bereputasi tinggi memiliki proses review hingga 3-5 tahun. 

Kedua, adanya tawaran dari jurnal predator. Jurnal tipe ini menjanjikan artikel akan dipublikasi dalam waktu singkat, tanpa proses review ketat atau peer review ringan, dan cenderung berorientasi untuk menarik manuskrip sebanyak-banyaknya (contohnya frekuensi penerbitan > 2x setahun, setiap edisi >10 manuskrip).

Ketiga, etika penulisan ilmiah yang seringkali dilanggar seperti plagiarisme, ghost author (menjadi penulis bagi orang lain), dan gift authorship (memasukkan seseorang sebagai penulis dalam suatu karya ilmiah padahal ia tidak memberikan kontribusi substansial terhadap penelitian atau penulisan); ia dicantumkan sebagai penulis karena jabatan atau statusnya, karena hubungan pribadi atau professional, atau karena telah memberikan dana atau fasilitas.

Keempat, akses jurnal yang open access vs subscription-based. Jurnal open access berarti biaya pengelolaan jurnal dibebankan kepada penulis. Maka, setelah artikel terbit, akses untuk membaca dan mengunduh artikel dibuka secara luas. Setiap orang dapat mengakses artikel tersebut. Sementara jurnal subscription-based berarti biaya pengelolaan jurnal akan bersumber dari biaya berlangganan (baik individual atau instansi). Implikasinya, tidak semua orang yang bisa mengakses artikel yang terbit di jenis jurnal seperti ini. Hanya mereka yang memiliki akses berlangganan yang bisa mengakses. 


Tips Praktis

Beberapa tips untuk menunjang proses publikasi karya:

1. Fokus jangka panjang. Memiliki satu artikel yang berkualitas tinggi jauh lebih baik daripada punya banyak artikel namun berkualitas rendah. 

2. Perlu konsisten menulis. Penulis perlu mengembangkan writing habit. Miliki waktu pribadi (deepwork) yang didedikasikan untuk mengerjakan projek-projek pribadi seperti menulis artikel. 

3. Bergabung dalam kelompok riset atau kolaborasi penulisan. Dalam kelompok tersebut biasanya akan ada anggota yang lebih senior yang bertindak sebagai mentor.

4. Mengikuti workshop dan pelatihan publikasi. Ini berguna untuk mendapatkan review dari penulis/peneliti.


Penutup

Bagi mahasiswa, publikasi ilmiah sering menjadi syarat tambahan untuk kelulusan. Tantangannya memang tidak mudah, seperti terbatasnya literatur dan panduan, keterbatasan contoh, atau proses review yang panjang. Namun, publikasi adalah kesempatan berharga untuk melatih menulis akademik, memperluas wawasan, dan mulai dikenal di dunia ilmiah.

Kunci keberhasilan publikasi adalah penelitian yang baik, tulisan yang jelas, serta konsistensi dalam menulis. Mahasiswa juga perlu menjaga etika, menghindari plagiarisme, dan memilih jurnal yang sesuai dengan topik. Dengan semangat belajar dan bimbingan yang lebih senior atau kelompok riset, publikasi bisa menjadi pengalaman penting yang membangun kepercayaan diri sekaligus menambah nilai akademik (TS).

Popular posts from this blog

Skewness dan Kurtosis

Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia

Palma Ratio Indonesia

KKN di Desa Penari

Daya Beli Masyarakat, in this Economy: Dunia Usaha dan Perspektif Ekonomi Makro

Berapa Rata-Rata Kekayaan Rumah Tangga di Indonesia?

Robustness Check