Jutaan Orang tidak Menyadari Bunga Nol Persen


Masyarakat perlu berpikir ulang untuk menyimpan uangnya di tabungan bank dengan tujuan untuk mendapatkan imbal hasil dalam bentuk bunga bank. Dikutip dari detikcom, Senin (5/9/2022), beberapa bank menetapkan bunga 0% - 1% untuk beberapa rentang simpanan.

Hal ini berarti, jika tingkat bunga 0%, masyarakat tidak mendapat imbal hasil apapun. Malah simpanan akan terus tergerus untuk membayar biaya administrasi bank.

Beberapa contoh bank yang menetapkan bunga simpanan 0% atas tabungan adalah Bank Mandiri yang menetapkan Tabungan Rupiah Bank Mandiri untuk tabungan 0 - Rp 1 juta dengan suku bunga 0%, lalu Rp 1 juta sampai kurang dari Rp 50 juta juga berlaku bunga 0%. Selanjutnya untuk tabungan Rp 50 juta kurang dari Rp 500 juta akan mendapat bunga 0,10%. Lalu tabungan Rp 500 juta kurang dari Rp 1 miliar suku bunganya 0,6%. Lalu untuk tabungan di atas Rp 1 miliar suku bunganya 0,6%.

Kemudian Bank Negara Indonesia (BNI) menetapkan untuk simpanan kurang dari Rp 1 juta bunga 0%. Lalu simpanan di atas Rp 1 juta hingga Rp 50 juta suku bunganya 0,10%. Kemudian di atas Rp 50 juta hingga Rp 500 juta 0,20%, selanjutnya Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar 0,60% dan di atas 1 miliar 0,80%. 

Di OCBC NISP untuk simpanan kurang dari Rp 1 juta bunganya 0%. Lalu simpanan Rp 1 juta sampai dengan kurang dari Rp 30 juta bunganya 0,10%. Selanjutnya simpanan Rp 30 juta hingga kurang dari Rp 100 juta bunganya 0,10%. Untuk simpanan Rp 100 juta sampai dengan Rp 500 juta bunganya 0,50 juta dan simpanan lebih dari Rp 1 miliar bunganya 1%.

Untuk beberapa jenis produk di CIMB Niaga seperti XTRA Savers Special untuk saldo rata-rata bulanan kurang dari Rp 1 juta bunga tabungan adalah 0%. Lalu untuk tabungan Rp 1 juta sampai kurang dari Rp 100 juta adalah 0,25%. Kemudian tabungan Rp 100 juta sampai kurang dari Rp 250 juta bunganya 1%. Lalu tabungan Rp 250 juta sampai kurang dari Rp 500 juta bunganya 2%. Selanjutnya untuk tabungan Rp 500 juta hingga kurang dari Rp 5 miliar bunganya 2,25% dan di atas Rp 5 miliar 2,5%.

Di Panin Bank, untuk bunga tabungan dengan rata-rata saldo 0 - Rp 1 juta adalah 0%. Kemudian saldo Rp 1 juta sampai kurang dari Rp 10 juta 0,25%. kemudian saldo Rp 10 juta sampai kurang dari Rp 25 juta 0,25%. Saldo Rp 25 juta sampai kurang dari Rp 100 juta 0,50%, saldo Rp 100 juta kurang dari Rp 1 miliar 1%. Lalu saldo Rp 1 miliar sampai kurang dari Rp 10 miliar 1,25% dan saldo di atas Rp 10 miliar 1,5%.
 
Penurunan Suku Bunga Simpanan
Suku bunga simpanan merupakan imbal hasil kepada nasabah saat ia mau menitipkan uangnya ke bank. Saat bank mendapat simpanan masyarakat, ia akan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pinjaman. Pinjaman ini dikenakan bunga pinjaman. 

Selisih antara suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan merupakan keuntungan bagi bank (Net Interest Margin) yang akan dipergunakan untuk membiayai pengeluaran seperti gaji, listrik, internet, atau untuk ekspansi usaha dan penggantian barang yang rusak atau usang, serta keuntungan bagi perusahaan dan pemilik modal.

Penentuan suku bunga perbankan juga berpatokan pada suku bunga bank sentral. Perubahan suku bunga acuan ini disesuaikan dengan kondisi perekonomian, dimana kenaikan dan penurunan tingkat suku bunga merupakan salah satu instrumen moneter pemerintah untuk mempengaruhi laju perekonomian. 

Saat laju perekonomian sedang melambat, masyarakat cenderung menahan konsumsi dan investasi. Masyarakat juga cenderung menyimpan uangnya daripada digunakan untuk hal-hal yang produktif. 

Jika pemerintah ingin mendorong laju perekonomian maka pemerintah akan menurunkan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga rendah akan mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan uang di bank. Di sisi lain, tingkat suku bunga rendah mendorong lebih banyak orang untuk meminjam uang ke bank untuk kegiatan produktif.

Saat ini, suku bunga bank sentral (BI rate) adalah 3.5%, jauh lebih rendah daripada masa sebelum pandemi yang bisa mencapai 5% (Desember 2019). 

Apakah BI rate masih bisa turun lagi mencapai 0% atau bahkan negatif?

Mempertimbangkan adanya selisih yang harus dijaga antara suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan, maka saat suku bunga bank sentral benar-benar rendah maka bunga simpanan bisa nol atau negatif.

Tingkat Suku Bunga Negatif
Terdapat setidaknya tiga negara dengan tingkat suku bunga pinjaman negatif, dikutip dari sumber ini. Pertama, Swiss dimana suku bunga saat ini berada di -0,75% selama lima tahun terakhir. Kedua, Denmark dengan suku bunga -0,60%, meningkat dari sebelumnya -0,75%. Suku bunga Denmark pertama kali turun di bawah nol pada tahun 2012. 

Ketiga, Jepang yang memiliki suku bunga negatif sejak 2016. Pada tahun 2020, Bank of Japan melaporkan suku bunga sebesar 0,1% dan pemerintah juga menawarkan pinjaman terhadap utang perusahaan sebagai jaminan dengan suku bunga 0%. 

Saat tingkat bunga simpanan bernilai negatif, nasabah yang menyimpan uangnya di bank justru akan dibebani oleh biaya penyimpanan uang dan bukannya imbal hasil atas simpanan mereka.

Maka, meski tingkat suku bunga rendah dapat menstimulasi perekonomian, namun tingkat suku bunga yang terlalu rendah justru dapat menjadi bumerang bagi bank dan perekonomian.

Bank dapat kehilangan nasabah karena masyarakat yang semakin enggan menyimpan dananya di bank. Kemampuan bank untuk menyalurkan kredit ke masyarakat juga semakin berkurang. Bagi pemerintah, berkurangnya simpanan masyarakat justru bisa membuat uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak sehingga berpotensi menaikkan harga-harga.

Tertinggi 

Net interest margin perbankan Indonesia pada April 2022 mencapai 4,718%, lebih rendah dari bulan Maret 2022 yang mencapai 4,621%. 

Namun net interest margin Indonesia masih yang tertinggi dibanding beberapa negara tetangga di regional ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Viet Nam, dan Thailand (lihat gambar berikut) 


Hal ini berarti perbankan Indonesia memiliki efisiensi operasi yang lebih rendah (atau mengambil keuntungan lebih besar) dibanding perbankan di negara-negara lain.

Rendahnya efisiensi ini yang kemudian membawa ke biaya-biaya mahal seperti pengeluaran rutin seperti sewa tempat dan membayar gaji pegawai, dan biaya operasional seperti pengelolaan uang tunai.

Perbankan Indonesia harus semakin efisien. Terlebih saat pandemi Covid-19, penggunaan teknologi secara nyata bisa mengurangi peran layanan fisik perbankan. 

Masyarakat tidak perlu datang bertransaksi di teller karena bisa dilakukan melalui internet dan mobil banking. Masyarakat tidak perlu mengambil uang tunai di ATM karena pembayaran non-tunai, termasuk dompet elektronik, bisa menjangkau jenis pembayaran serta merchant lebih luas.  

Secara lebih luas, peningkatan efisiensi seharusnya bisa mendorong penurunan suku bunga pinjaman sehingga lebih banyak orang tertarik untuk meminjam uang ke bank dan dapat menggerakkan laju perekonomian.

Di sisi lain, bunga simpanan yang rendah harus bisa menyadarkan masyarakat untuk mencari berbagai instrumen investasi yang lebih menguntungkan seperti saham, reksadana, dan surat hutang negara. Atau investasi riil seperti membuka usaha. 

Bagi masyarakat, simpanan di bank bukan lagi diarahkan untuk mencari imbal hasil melainkan untuk keperluan transaksi seperti melakukan dan menerima pengiriman uang, akses uang tunai untuk berjaga-jaga, penggunaan kartu kredit dan debit, dan untuk keperluan pengajuan kredit.

Penutup
Tingkat suku bunga rendah merupakan keniscayaan untuk menggerakkan perekonomian, mendorong efisiensi perbankan, dan mendorong masyarakat agar lebih melek terhadap literasi keuangan. Dalam proses penurunan tingkat suku bunga ini, setiap elemen masyarakat harus lebih cermat dan waspada untuk mengelola uangnya agar memberi imbal hasil maksimal.  

Referensi:
https://finance.detik.com/moneter/d-6272761/jutaan-orang-tidak-menyadari-nabung-di-bank-sekarang-bunganya-0
https://worldpopulationreview.com/country-rankings/countries-with-negative-interest-rates
https://www.bps.go.id/indicator/13/379/1/bi-rate.html
https://fred.stlouisfed.org/series/DDEI01IDA156NWDB#
https://www.ceicdata.com/en/indonesia/bank-performance-commercial-bank/commercial-banks-net-interest-margin

Popular posts from this blog

Skewness dan Kurtosis

Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia

KKN di Desa Penari

Palma Ratio Indonesia

Daya Beli Masyarakat, in this Economy: Dunia Usaha dan Perspektif Ekonomi Makro

Generasi Hutang: Literasi Keuangan dan Kekayaan Rumah Tangga

Berapa Rata-Rata Kekayaan Rumah Tangga di Indonesia?