Human Development Report 2021/2022: Uncertainty is the Certainty of Tomorrow


United Nations Development Programme (UNDP) merilis Human Development Report 2021/2022 pada Kamis, 8 September 2022. 

Beberapa temuan penting dalam rilis HDR kali ini adalah:

Pertama, ini adalah pertama kali dalam sejarah, Human Development Index (HDI) mayoritas negara9 dari 10 negaramengalami penurunan dua tahun berturut-turut. Tak bisa dipungkiri, pandemi menimbulkan kerugian korban jiwa dan materi, memperlambat laju perekonomian, serta mengalihkan sumber daya yang seharusnya bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Kedua, UNDP menyoroti perlunya fokus pada kesehatan mental (mental health). Sal ini sejalan dengan topik besar HDR 2021 Uncertain Times, Unsettled Lives: Shaping our future in a transforming world. Temuan UNDP menunjukkan peningkatan tren mental disorder dibanding satu dekade yang lalu.


Ketiga, masyarakat semakin kehilangan kepercayaan, baik kepada lembaga formal maupun kepada sesamanya. Hal ini berakibat pada ketimpangan di masyarakat yang semakin melebar. Pada akhirnya, masyarakat semakin terbelah; terjadi polarisasi di masyarakat, 


Keempat, semakin menguatnya ketidakpastian (uncertainty) di masa depan. Mengutip Michelle Yeoh, duta UNDP: "uncertainty is the certainty of tomorrow". 

Human Development Index 

HDI atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang mengukur kualitas hidup masyarakat dari tiga aspek yakni kesehatan, pendidikan, dan standar hidup. Terdapat indikator terkait, yakni life expectancy at birth, expected years of schooling, mean years of schooling, dan Gross National Income (GNI) per capita. 

HDI sendiri memiliki rentang 0 dan 1 dimana semakin tinggi nilai HDI maka semakin tinggi kualitas sumber daya manusia di negara tersebut. 

Pada tahun 2021, Indonesia memiliki Human Development Index (HDI) 0.705 dengan nilai masing-masing indikator adalah sebagai berikut: life expectancy at birth 67.6 tahun, expected years of schooling 13.7 tahun, mean years of schooling 8.6 tahun, dan Gross National Income (GNI) per capita (2017 PPP) $11,466. 

Peringkat Indonesia

Pada tahun 2021, Indonesia berada di peringkat 116 dari 191 negara dan termasuk dalam kelompok negara dengan HDI tinggi. 

Sepuluh negara dengan HDI tertinggi di dunia adalah Swiss, kemudian disusul Norwegia, Islandia, Hong Kong (China/SAR), Australia, Denmark, Swedia, Irlandia, Jerman, dan Belanda. 

Sementara di tingkat regional ASEAN, posisi Indonesia jauh di bawah Singapura (peringkat 12), Brunei Darussalam (peringkat 51), Malaysia (peringkat 62), dan Thailand (peringkat 66). Posisi Indonesia hanya satu peringkat lebih tinggi dari Viet Nam (peringkat 115).

HDI Indonesia menunjukkan penurunan selama dua tahun berturut-turut karena pandemi. 

Secara lebih rinci, HDI Indonesia adalah 0.526 (tahun 1990), 0.595 (tahun 2000), 0.664 (tahun 2010), 0.695 (tahun 2015), 0.710 (tahun 2018), 0.716 (tahun 2019), 0.709 (tahun 2020), 0.705 (tahun 2021).

Apa yang harus dilakukan?

Terdapat kombinasi dari 3I untuk menjamin kepastian di masa depan, yakni invest, insure and innovate. Dikutip dari HDR 2021/2022: "Investment should connect the dots. Nature-based human development can protect and enhance natural resources while protecting people from shocks, promoting economic and food security and expanding the choices available to them ... Insurance provides an essential stabilizing force in the face of uncertainty ... Innovation will be at the heart of successfully navigating the many unforeseen, unknowable challenges ahead..."

Secara lebih spesifik, beberapa hal bisa dilakukan untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Upgrade your skill; unlock your human potential.

Kedua, menciptakan masyarakat yang inklusif, yang bisa merangkul anak muda, difabel, kelompok minoritas, dan masyarakat asli (indigenous people). Perlu juga mendorong partisipasi wanita dan anak muda dalam politik. 

Kedua hal di atas berguna untuk mengurangi polarisasi di masyarakat, mengurangi ketimpangan, dan mengurangi kesenjangan antar antar kelompok masyarakat. 

Ketiga, jangan lupakan isu perubahan iklim (back to climate change). Karena pada umumnya orang yang terdampak pandemi akan tidak peduli pada isu lingkungan. 

Penutup

Where we go from here is up to us. Ini adalah ungkapan yang paling relevan untuk kita saat ini. Apa yang kita lakukan sekarang, akan secara signifikan mempengaruhi masa depan kita. 

Referensi

https://hdr.undp.org/

Popular posts from this blog

Skewness dan Kurtosis

Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia

KKN di Desa Penari

Palma Ratio Indonesia

Daya Beli Masyarakat, in this Economy: Dunia Usaha dan Perspektif Ekonomi Makro

Generasi Hutang: Literasi Keuangan dan Kekayaan Rumah Tangga

Berapa Rata-Rata Kekayaan Rumah Tangga di Indonesia?