Expat Destinations 2022: Rewrite Indonesia*



Indonesia termasuk 5 besar negara terbaik di dunia untuk tinggal menurut survei Expat Insider 2022 yang menanyai 11.980 responden mewakili 177 kebangsaan dan tinggal di 181 negara.

Sepuluh negara di peringkat atas adalah:

1. Meksiko

2. Indonesia

3. Taiwan

4. Portugal

5. Spanyol

6. Uni Emirat Arab

7. Vietnam

8. Thailand

9. Australia

10. Singapura

Sementara sepuluh negara di peringkat terbawah adalah:

43. Malta

44. Italia

45. Turki

46. Afrika Selatan

47. Jepang

48. Luksemburg

49. Siprus

50. Hong Kong

51. Selandia Baru

52. Kuwait

Survei ini mencakup lima aspek seperti kualitas hidup (quality of life), kemudahan untuk pindah dan menetap (ease of settling in), kepuasan di tempat kerja (working abroad), kemudahan untuk mendapat hal-hal esensial (expat essentials), dan keuangan pribadi (personal finance).

Keunggulan dan Kelemahan Indonesia

Indonesia memiliki kekuatan dalam hal ease of settling in (peringkat ke-2) dimana ekspatriat menyukai keramahan penduduk lokal (ke-2), kemudahan mencari teman (ke-2), serta budaya dan penerimaan dari masyarakat sekitar (ke-2).

Indonesia juga memiliki keunggulan dalam hal personal finance (ke-3) dimana 73% ekspatriat di Indonesia memandang biaya hidup secara positif, dibandingkan dengan 45% di seluruh dunia. Sementara 77% lainnya senang dengan kehidupan sosial mereka di luar negeri, 21 poin persentase lebih tinggi dari rata-rata global 56%.

Hampir dua dari tiga ekspatriat (64%) mengatakan bahwa pendapatan rumah tangga mereka lebih dari cukup untuk menjalani kehidupan yang nyaman (vs. 45% secara global).

Titik lemah Indonesia adalah dalam hal quality of life (peringkat ke-41), terutama dalam hal travel and transit (ke-41), environment and climate (ke-42), health and well-being (peringkat ke-48), dan safety and security (ke-35)  

Terkait dengan health and well-being (peringkat ke-48), hanya 60% ekspatriat yang menilai ketersediaan layanan kesehatan secara positif (vs. 73% secara global), dan hanya 54% responden menyatakan kemudahan mengakses semua layanan kesehatan yang mereka butuhkan (vs. 67% secara global). Secara keseluruhan, 28% responden tidak senang dengan kualitas perawatan medis, dua kali lipat dari rata-rata global (14%). 

Pandangan ekspatriat tersebut setidaknya lebih obyektif menunjukkan kondisi di satu negara karena mereka telah memiliki pengalaman tinggal setidaknya di dua negara: negara asal dan negara tempat tinggal saat ini. 

Sama halnya dengan warga Indonesia yang pernah tinggal di luar negeri, dapat memberi penilaian lebih obyektif tentang Indonesia. 

Brain Drain or Brain Loan

Ada banyak warga Indonesia atau eks WNI yang tinggal di luar negeri, baik untuk sementara (studi, dinas, kerja) atau permanen (migrasi). Mereka saat ini lebih dikenal sebagai diaspora Indonesia. 

Banyak pihak yang menganggap mereka sebagai brain drain atau larinya sumber daya unggulan ke negara asing.

No, it is not a Brain Drain, its a Brain Loan.

Sejatinya mereka bukan pindah kemudian menetap di negara asing namun Indonesia meminjamkan mereka ke negara-negara asing tersebut.

Mereka tinggal, bekerja, berinteraksi di sekolah dan kampus ternama dunia, bekerja di perusahaan-perusahaan multinasional atau organisasi internasional dimana pengalaman tersebut tidak akan didapat di Indonesia. 

Hingga pada suatu titik, mereka akan kembali pulang, membeli aset, membuka usaha, serta berkontribusi bagi ekonomi Indonesia. 

Jikapun mereka tidak akan pernah pulang lagi, mereka adalah aset bangsa di luar negeri sebagai bagian dari jejaring bisnis dan akademisi serta duta promosi bangsa. 

Sebaliknya, para ekspatriat dan migran yang tinggal di Indonesia juga merupakan bagian dari jejaring bisnis dan akademisi negaranya masing-masing. 

Mereka adalah duta bagi negaranya masing-masing. 

Tinggal di Indonesia berarti juga mereka paham seluk beluk tentang Indonesia, baik dan buruk, yang dapat dinilai secara obyektif oleh mereka. 

Dan hal-hal itulahbaik dan burukyang akan disampaikan atau disebarluaskan ke jejaring mereka masing-masing. Tidak menutup kemungkinan, justru informasi dari mereka yang paling mempengaruhi keputusan bisnis, investasi, atau kerjasama di ilmu pengetahuan di Indonesia.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Merujuk pada laporan Expat Destinations 2022, Indonesia, dengan kata lain, punya keunggulan banyak destinasi menarik, biaya hidup murah, penduduknya ramah, namun kualitas hidup rendah.

Perlu peningkatan di infrastruktur agar kita bisa menjelajahi berbagai destinasi tersebut dengan mudah dan murah. 

Perlu fasilitas publik yang gratisatau setidaknya terjangkaudan berkualitas agar masyarakat bisa menikmati quality time bersama keluarga dengan mudah dan murah.

Perlu peningkatan layanan kesehatan agar ekspat dan orang-orang kaya di Indonesia tidak lari ke luar negeri untuk mendapatkan pengobatan.

Perlu perbaikan dalam pengelolaan sampah untuk mengurangi volume sampah serta mengurangi pencemaran air dan tanah. 

Perlu membatasi penggunaan kendaraan pribadi, mendorong penggunaan angkutan umum, serta mengurangi sumbatan-sumbatan arus lalu lintas agar tidak banyak waktu terbuang di jalanan. 

Perlu sistem yang transparan agar kuliner enak tidak dinodai oleh getok harga karena si penjual tidak memasang daftar harga.

Penutup

Secara keseluruhan, Indonesia perlu pembangunan di berbagai aspek. Pembangunan ini tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan bagi rakyatnya namun juga memberi impresi dan informasi positif tentang Indonesia bagi warga asing.

Maka, sudah sejauh mana Indonesia bisa laku dijual, baik melalui jejaring Indonesia di luar negeri atau jejaring ekspatriat dan migran yang hidup dan tinggal di Indonesia?

Referensi:

Expat Destinations 2022 https://cms-internationsgmbh.netdna-ssl.com/cdn/file/cms-media/public/2022-07/Expat-Insider-2022.pdf

*Sebagian materi ini disampaikan di Forum Ekonomi Sumatera Barat, Jumat, 5 Agustus 2022

Popular posts from this blog

Skewness dan Kurtosis

Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia

Palma Ratio Indonesia

KKN di Desa Penari

Daya Beli Masyarakat, in this Economy: Dunia Usaha dan Perspektif Ekonomi Makro

Berapa Rata-Rata Kekayaan Rumah Tangga di Indonesia?

Robustness Check