Wacana Pelarangan Mobil Usia 10 Tahun ke Atas
ilustrasi - Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Wacana pelarangan mobil usia 10 tahun ke atas mengemuka di Jakarta beberapa waktu terakhir. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi polusi udara. Sumber berita di sini
Idealnya, kontrol atas kendaraan pribadi harus menyangkut dua hal utama, yakni membatasi jumlah kepemilikan dan usia kendaraan pribadi serta membatasi jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi di jalanan.
Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, perlu ada insentif dan disinsentif bagi masyarakat.
Berkaitan dengan tujuan pertama yakni membatasi jumlah kepemilikan dan usia kendaraan pribadi, pemerintah perlu mendorong masyarakat untuk berhitung untung dan rugi memiliki kendaraan semakin banyak serta usia kendaraan semakin tua.
Untung dan rugi didapat dari kalkulasi biaya tetap yang harus dikeluarkan untuk kepemilikan kendaraan tersebut. Biaya tetap berarti biaya yang tetap harus dikeluarkan pemilik meski ia tidak menggunakan kendaraan tersebut.
Maka, semakin banyak kendaraan yang dimiliki, maka semakin besar biaya tetap yang harus dikeluarkan, misalnya pajak kepemilikan kendaraan yang semakin mahal.
Sama halnya dengan kendaraan yang semakin berumur, semakin tua usia kendaraan maka biaya tetap yang dikeluarkan juga harus semakin mahal. Misalnya pajak kendaraan yang semakin mahal seiring dengan bertambahnya usia kendaraan, uji laik jalan yang semakin sering dan semakin mahal, serta uji emisi yang semakin sering dan mahal.
Adanya biaya yang semakin mahal akan membuat masyarakat akan berhitung untuk memiliki kendaraan hanya sebanyak yang dibutuhkan dan tidak berlebihan.
Di sisi lain, masyarakat juga akan berhitung untuk menjaga agar biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kendaraan yang sudah berumur tidak lebih tinggi dari nilai kendaraan itu sendiri. Nilai kendaraan itu tidak semata ditentukan oleh harga jual, namun juga berkaitan dengan reliabilitas, efisiensi bahan bakar, kemudahan suku cadang, kenyamanan penumpang, dan perlindungan saat kecelakaan. Jika masyarakat menganggap ongkos perawatan kendaraan tua tersebut lebih tinggi dari manfaat yang didapat, maka memiliki kendaraan yang sudah berumur bukan menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Masyarakat yang tetap mempertahankan mobil tua karena koleksi atau alasan historis juga akan terdorong untuk merawat kendaraannya agar tetap memiliki performa terbaik (agar bebas dari masalah teknis di jalan atau menjaga harga jual tetap tinggi).
Tujuan kedua adalah membatasi jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi di jalanan. Disinsentif bagi masyarakat berupa biaya-biaya untuk menggunakan kendaraannya.
Disinsentif harus semakin mahal saat masyarakat mengoperasikan kendaraaannya semakin lama, semakin jauh, dan semakin tidak terkontrol. Biaya variabel ini bisa berupa harga bahan bakar yang mahal, tarif parkir mahal, dan tarif melintas di ruas jalan atau waktu tertentu.
Maka masyarakat akan terdorong untuk merencanakan perjalanannya dengan bijak, seperti menghindari macet (sehingga tidak boros bahan bakar), menghindari waktu berbayar dan ruas jalan berbayar, serta merencanakan kunjungan agar tidak membayar parkir terlalu mahal.
Kendala
Kedua tujuan di atas tidak akan tercapai dengan optimal saat masyarakat tidak diberi alternatif transportasi yang menawarkan manfaat setara atau lebih baik dibanding kendaraan pribadi namun dengan biaya lebih rendah.
Jika alternatif transportasi tidak memberikan keamanan, kenyamanan, reliabilitas, kemudahan mengakses, serta jangkauan yang luas seperti layaknya kendaraan pribadi maka masyarakat akan tetap memaksa untuk menggunakan kendaraan pribadinya untuk menunjang mobilitas meski dengan biaya mahal.
Saat masyarakat tetap memilih untuk memiliki kendaraan pribadi, mempertahankan kendaraan tua, atau menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilitas sehari-hari maka mereka akan menanggung biaya mahal dalam rupa biaya tetap dan biaya variabel di atas.
Di sisi lain, pemerintah juga rugi karena tujuan kebijakan tidak tercapai, upaya memperbaiki kualitas hidup masyarakat akan semakin jauh dari harapan, serta anggaran negara yang tersedot terus menerus untuk melayani kebutuhan pengguna kendaraan pribadi.
Transportasi Umum adalah Kunci
Pemberian disinsentif akan berjalan optimal jika masyarakat telah memiliki alternatif transportasi yang mumpuni. Selama tidak banyak pilihan lain yang tersedia, masyarakat akan tetap memaksakan diri untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Maka, transportasi umum yang mudah, murah, aman, serta dapat diandalkan adalah kunci keberhasilan mengendalikan jumlah kepemilikan dan usia kendaraan pribadi serta jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi di jalanan.
(Thomas Soseco)