Kompetensi Inti 2030: What skills are you focusing on to stay future-ready?
Apa saja keterampilan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja tahun 2030?
Grafik berikut berasal dari Future of Jobs Survey 2024 oleh World Economic Forum, menyoroti keterampilan inti dan keterampilan baru yang akan perlu prioritas bagi para pekerja dan pemberi kerja.
Poin-poin utama dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
Beberapa keterampilan inti yang tetap dibutuhkan dalam dunia kerja adalah berpikir kreatif (creative thinking), berpikir analitis (analytical thinking), dan literasi teknologi (technological literacy). Selain itu, diperlukan juga sikap ketahanan diri (resilience), fleksibilitas, dan kelincahan (agility).
Beberapa keterampilan baru yang semakin populer adalah penguasaan akan kecerdasan buatan (AI) dan big data, jaringan dan keamanan siber, serta rasa penasaran dan ingin tahu untuk pembelajaran.
Bagi para pekerja, hal ini adalah saatnya untuk meningkatkan keterampilan di bidang AI, literasi teknologi, dan adaptabilitas, sambil tetap mengasah kreativitas dan ketahanan diri (resilience).
Perkembangan Revolusioner AI
Sebagian besar keterampilan kini dapat digantikan oleh kecerdasan buatan (AI). Tren ini juga ditunjang oleh AI yang juga mengalami perkembangan yang signifikan hanya dalam hitungan minggu atau bulan. Hal ini bisa dilihat dari membandingkan hasil AI masa kini dan masa sebelumnya.
Saya menggunakan Fotor AI untuk membuat gambar dari teks dimana dengan memasukkan perintah (prompt) tertentu, AI ini akan membuat gambar.
Ketika kita mengetikan perintah "a women eating a banana in a garden", maka gambar berikut yang dihasilkan:
Kedua gambar di atas jauh lebih baik daripada gambar yang dihasilkan oleh AI yang sama dua tahun lalu. Pada tahun 2023, saya meminta Fotor AI untuk membuat gambae dengan kata kunci yang sama yakni "a women eating a banana in a garden". Gambar yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Perbandingan Gambar 1 dan 2 (yang dihasilkan di tahun 2025) dan Gambar 3 dan 4 (yang dihasilkan di tahun 2023) tampak nyata.
Gambar 1 dan 2 jauh lebih realistis.
Dengan semakin ekspansifnya AI, maka dimanakan posisi aman para pekerja, atau bahkan anak-anak muda yang siap masuk ke dunia kerja? Bahkan, bekerja di perusahaan teknologi terkemuka saja masih bisa digeser oleh AI.
Microsoft Memberhentikan Enam Ribu Karyawannya
Terbaru, Microsoft melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan memberhentikan lebih dari 6 ribu karyawan, atau sekitar 3 persen dari total tenaga kerjanya di seluruh dunia.
Menurut perusahaan ini, PHK untuk mengendalikan biaya operasional sambil menyalurkan investasi untuk pengembangan program kecerdasan buatan (AI).
Mirisnya banyak di antara pegawai yang diberhentikan adalah orang-orang yang justru berjasa besar dalam mengembangkan AI.
Justru karena AI, posisi mereka menjadi redundan, dan akhirnya diberhentikan.
Banyak pakar kemudian menyatakan, diberhentikan atau tidak diberhentikan bukan sekedar karena penilaian kinerja karyawan atau karena kebutuhan re-organisasi perusahaan melainkan penilaian atas kebutuhan tenaga manusia terutama dalam era kecerdasan buatan saat ini.
Penutup
What skills are you focusing on to stay future-ready?
Ini adalah pertanyaan penting yang harus segera mendapat jawabannya. Baik pekerja, pemberi kerja, atau perusahaan harus menyiapkan sumber daya manusia yang tidak mudah digantikan oleh AI.
Merujuk pada grafik di awal, perlu merapat pada penguasaan AI sambil terus mengembangkan kompetensi inti yang diperlukan seperti creative thinking, analytical thinking, dan technological literacy. Selain itu, diperlukan juga resilience, flexibility, dan agility (TS).
Referensi
https://m.jpnn.com/news/microsoft-phk-massal-karyawan-jumlahnya-bikin-kaget
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250515065303-185-1229274/microsoft-phk-6000-karyawan-ini-alasannya