Tiga Karakteristik Judi Sehingga Ia Harus Dihindari
Judi online menjadi bahasan penting masa kini karena banyaknya efek samping yang muncul. Beberapa bahaya judi online seperti terlibat pinjaman online, kasus perceraian, sampai kematian tak wajar.
Tiga Karakteristik Judi Sehingga Ia Harus Dihindari
Pertama, judi bersifat candu yang membuat orang ketagihan dan berusaha untuk tidak berhenti berjudi.
Sifat candu ini juga berarti konsumen tidak bisa berhenti sewaktu-waktu.
Konsumen akan terus berusaha mendapatkan uang untuk modal berjudi meski harus menggunakan uang yang sejatinya dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari. Atau bahkan melakukan tindakan melawan hukum untuk mendapatkan modal berjudi.
Di sisi lain, tidak ada upaya dari produsen untuk menghentikan sifat candu ini.
Di pembahasan di bawah kita akan melihat bagaimana unsur psikologis seseorang dimainkan agar ia terus menerus berjudi.
Kedua, peluang menang kecil.
Peluang berarti tidak semua kejadian akan memberikan hasil positif bagi si pemain. Contohnya sebagai berikut. Jika seseorang melempar sebuah dadu, berapa banyak peluang muncul angka tiga? Maka jawabannya adalah ada satu angka menang atas total enam kejadian. Dengan kata lain, 1 : 6.
Meski ada satu peluang muncul angka tiga, bukan berarti dari setiap lima kali lemparan dadu yang tidak menghasilkan angka tiga, maka lemparan keenam akan memberi angka tiga. Hal ini disebabkan setiap lemparan adalah independen dengan lemparan yang lainnya.
Hal ini juga yang menjadi lelucon berikut:
Seorang pria menjalani operasi yang sangat rumit dan berbahaya. Dokter bedah yang akan mengoperasinya berkata "Ini adalah prosedur yang sangat berbahaya dan ada kemungkinan 90% persen pasien meninggal dalam operasi. Tetapi Anda tidak perlu khawatir. Sembilan orang terakhir meninggal."
Peluang lebih kompleks terjadi seperti di lotto atau lotere. Misalnya, pemenang adalah jika dapat menebak 6 angka benar dari 40 angka yang tersedia. Maka, berapakah peluang menang?
Merujuk pada mathcelebrity.com maka,
Undian Lotere #1: terdapat 6 cara untuk memilih angka pemenang dari total 40 pilihan angka.
Undian Lotere #2: terdapat 5 cara untuk memilih angka pemenang dari total 39 pilihan angka.
Undian Lotere #3: terdapat 4 cara untuk memilih angka pemenang dari total 38 pilihan angka.
Undian Lotere #4: terdapat 3 cara untuk memilih angka pemenang dari total 37 pilihan angka.
Undian Lotere #5: terdapat 2 cara untuk memilih angka pemenang dari total 36 pilihan angka.
Undian Lotere #6: terdapat 1 cara untuk memilih angka pemenang dari total 35 pilihan angka.
Karena setiap undian bersifat independen, maka probabilitasnya adalah:
Total perkalian dari angka pemenang dibagi dengan perkalian pilihan angka.
6x5x4x3x3x1 : 40x39x38x37x36x35
720 : 2.763.633.600
1 : 3.838.380
Hal ini berarti hanya ada 1 kemungkinan menang dari hampir 4 juta kemungkinan.
Kunci dari memperkecil peluang bagi pemain (dan memperbesar peluang untung bagi bandar judi) adalah setiap pengundian (draw) adalah independen dengan pengundian yang lain alias random.
Karena jika setiap undian adalah saling terkait (dependen) maka jika pengguna tekun berjudi, pada suatu ketika ia pasti akan menang. Dan kemenangan inilah yang akan selalu dihindari oleh si bandar judi.
Ketiga, produsen tidak melakukan edukasi dan pendampingan konsumen.
Tidak ada kontrol produsen atas seberapa banyak uang boleh dikeluarkan oleh konsumen.
Konsumen juga tidak akan mendapat bantuan untuk mengatasi masalah sampingan yang muncul karena berjudi.
Bahkan di negara lain dimana judi adalah legal, akan ada panduan cara aman bermain judi.
Menurut www.safergambling.org.nz, berikut adalah indikasi bermain judi sudah mencapai taraf membahayakan:
1. Pemain melewatkan kebutuhan pokok, seperti membeli makanan, karena motivasi 'harus menang'.
2. Pemain melewatkan target tabungan atau bahkan tidak membayar hutang.
3. Berjudi secara sembunyi-sembunyi.
4. Ada penyesalan setelah bermain judi.
5. Menghabiskan uang secara berlebihan ketika hadiah utama (jackpot) meningkat.
Sudah Tahu Peluang Menang Kecil tapi Kenapa Masih Main?
Mengutip dari artikel The Conversation, ada beberapa alasan kenapa orang masih berjudi. Alasan-alasan tersebut kebanyakan terkait aspek psikologis.
Pertama, terkait near miss (nyaris). Kejadian near miss di berbagai kompetisi, seperti sepak bola, basket, atau permainan keterampilan, memberi harapan bagi pemain untuk terus bermain dan mencapai kesuksesan di percobaan berikutnya. Kejadian ini juga berlaku dalam permainan judi.
Kedua, seseorang berhadapan dengan angka yang terlalu besar. Angka yang terlalu besar seperti pada angka 3.838.380 di peluang menang di atas atau bahkan angka 100 juta atau 200 juta dianggap sama penting seperti angka-angka lain yang lebih kecil seperti 6, 24, dan 120.
Maka, seseorang menganggap peluang 1 dari 200 juta tampaknya tidak jauh berbeda dengan peluang, katakanlah, 1 dari 3 juta. Padahal kedua angka ini memiliki tingkat keberhasilan yang sangat kecil.
Namun jika seseorang dihadapkan dengan pilihan 1 : 3 atau 1 : 200 maka perbedaannya akan terlihat nyata bila dibandingkan dengan peluang 1 : 200 juta atau 1 : 3 juta di atas.
Ketiga, Adanya bias terkait adanya contoh-contoh yang tersedia.
Sebagai contoh, seseorang dapat diserang hiu saat sedang berenang di sebuah perairan. Hal ini menyebabkan orang-orang lain juga semakin waspada terhadap hiu di perairan tersebut. Padahal, peluang seseorang diserang hiu bisa jadi sangat kecil, bahkan di beberapa sumber menyebut peluangnya hanya 1 : 3,75 juta (businessinsider.com).
Sama halnya dengan saat seseorang menang judi maka cerita kemenangan itu akan terus beredar di antara rekan dan keluarga.
Padahal ada jauh lebih banyak orang yang sudah berjudi bertahun-tahun namun tidak pernah menang.
Akibatnya, masyarakat menganggap menang judi adalah hal yang mungkin alias tidak mustahil.
Keempat, the gambler’s fallacy.
Fallacy artinya pola pikir yang salah atau argumentasi yang tidak logis.
Contohnya, saat seseorang bermain lempar koin sebanyak 20 kali, ia selalu mendapatkan sisi angka sebagai sisi yang selalu keluar. Maka, pada percobaan yang ke-21, orang itu akan "percaya" bahwa sisi yang akan keluar adalah sisi gambar karena "sudah seharusnya" untuk keluar.
Pada perjudian, seseorang akan memilih angka-angka pada seberapa sering angka-angka itu keluar. Atau pada angka-angka yang "sudah seharusnya" keluar.
Padahal yang terjadi, perjudian adalah kejadian random dimana setiap pengundian adalah independen dengan pengundian yang lain.
Kelima, sunk-cost fallacy.
Sunk-cost adalah biaya yang tidak bisa dipulihkan lagi, misalnya dijual kembali atau dikembalikan ke produsen. Beberapa contohnya adalah biaya pembelian software, biaya pendidikan, dan biaya iklan.
Karena biaya-biaya ini tidak bisa dipulihkan lagi maka biaya sunk-cost tersebut seharusnya tidak bisa menjadi patokan untuk pengambilan keputusan di masa depan.
Adanya sunk-cost ini kemudian membuat orang berpikir tidak rasional.
Contohnya, seseorang membeli tiket konser namun kemudian pada hari-H, ia jatuh sakit. Karena ia berpikir sudah membeli tiket (sunk cost) maka ia akan tetap memaksakan untuk menonton konser, padahal bisa jadi ia justru tidak menikmati konser karena sakit.
Contoh lain adalah seseorang yang tetap membaca buku atau menonton film yang jelek hanya karena ia sudah separuh jalan membaca atau menonton film tersebut.
Pada perjudian, penjudi seringkali tetap bertaruh karena ia sudah bertaruh terlalu banyak.
Keenam, kesempatan satu-satunya.
Banyak orang beranggapan berjudi adalah satu-satunya jalan keluar dari kemiskinan atau mengubah nasib seseorang. Berbagai penelitian menunjukkan orang yang berada dalam situasi sulit akan lebih mau mengambil risiko daripada orang yang berada dalam situasi tidak sulit.
Dampaknya, orang akan lebih mau melakukan pengorbanan kecil (yakni untuk modal judi) untuk mendapatkan keuntungan besar.
Ketujuh, hiburan.
Alasan terakhir adalah sebagian orang berjudi untuk hiburan.
Mereka tidak mengharapkan imbalan finansial dalam berjudi namun hanya untuk kesenangan semata. Ini serupa orang pergi menonton bioskop, konser, atau pertandingan olahraga.
Dampaknya, ia mau melakukan pengorbanan kecil agar ia dapat menikmati kesenangan dari berjudi.
Solusi Berhenti Berjudi
Untuk mengentikan kecanduan judi, seseorang perlu mengidentifikasi alasan ia berjudi dengan merujuk pada berbagai argumen di atas.
Saat ia memiliki satu atau lebih alasan untuk berjudi, maka sudah sepatutnya ia berhenti berjudi.
Langkah berikutnya adalah mengurangi intensitas judi melalui kontrol diri dengan membatasi pengeluaran untuk judi.
Akan lebih baik bagi seseorang untuk menyimpan atau menginvestasikan uang yang biasanya dipakai untuk judi seperti untuk membeli properti, emas batangan, reksadana, atau liburan. Atau setidaknya untuk membeli makanan yang lebih bergizi.
Contohnya adalah saat penjudi bisa menghabiskan uang Rp.100.000 per minggu selama satu tahun maka dalam satu tahun ia telah menghabiskan Rp.5.200.000.
Uang sebanyak itu sejatinya bisa berkembang menjadi Rp.8.564.000 dalam waktu 10 tahun dengan sistem compound interest 5% (lifepal.co.id).
Compound interest atau bunga berbunga (bunga majemuk) adalah bunga yang dihitung dari jumlah pokok ditambah bunga yang diperoleh sebelumnya.
Maka, mengurangi kecanduan berjudi melalui upaya sadar diri menjadi langkah awal untuk berhenti berjudi.
Referensi
https://www.mathcelebrity.com/lotto.php?pick=7&tot=40&pl=Calculate+Lotto+Probability
https://www.safergambling.org.nz/know-your-odds/how-lotto-works
https://theconversation.com/seven-reasons-we-play-lotto-even-though-we-know-we-probably-wont-win-the-jackpot-70044
https://www.businessinsider.com/shark-attacks-what-are-odds-of-getting-bitten-2018-7#:~:text=The%20chances%20of%20getting%20bitten,the%20beach%20are%20surprisingly%20low&text=The%20chances%20of%20being%20attacked,most%20shark%20attacks%20each%20year.
https://lifepal.co.id/media/kalkulator-bunga-bergulung/