Cita-Cita Indonesia 2045: Pendapatan Tinggi dan Kaya


Punya pendapatan tinggi itu penting. Tapi menjadi kaya juga tidak kalah penting.


Pidato Presiden Joko Widodo usai pelantikan tanggal 20 Oktober 2019 membawa optimisme bagi bangsa Indonesia yakni pada tahun 2045, yakni seratus tahun kemerdekaan Indonesia, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah.

Ini berarti Indonesia akan masuk ke kelompok negara maju. Ditandai dengan pendapatan per kapita Indonesia yang diprediksi mencapai Rp. 320 juta per tahun atau sekitar Rp. 27 juta per bulan. Jauh lebih tinggi dari pendapatan per kapita Indonesia saat ini sebesar Rp. 54 juta per tahun atau sekitar Rp. 4,5 juta per bulan.

Optimisme tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan sederhana: mau pendapatan per kapita tinggi atau mau jadi kaya? Atau mau pendapatan per kapita tinggi dan kaya sekaligus?

Hal ini penting karena individu atau keluarga yang berpendapatan tinggi belum tentu kaya. Sementara individu atau keluarga yang kaya biasanya berpendapatan tinggi.

Dalam konteks negara, pendapatan per kapita berarti semua pendapatan yang diterima oleh semua orang kemudian dibagi dengan jumlah penduduk. Pendapatan per kapita Rp.5.4 juta per orang per bulan tadi adalah pendapatan rata-rata. Tentu ada yang punya pendapatan lebih tinggi dari pendapatan tersebut, dan tentu saja ada yang lebih rendah.

Demikian juga dengan kekayaan, didapat dari nilai semua kekayaan yang dimiliki semua orang kemudian dibagi dengan jumlah penduduk.

Credit Suisse menerbitkan Global Wealth Report. Publikasi ini mencatat kondisi kekayaan negara-negara di dunia setiap tahunnya, termasuk di dalamnya siapa juaranya, siapa yang mengalami peningkatan tertinggi, dan bagaimana pembagian kekayaan antar warganya.



Publikasi Global Wealth Report 2019 menempatkan Swiss menjadi negara terkaya di dunia, dengan rata-rata kekayaan per penduduk dewasa mencapai USD564.650 atau mencapai Rp.7,9 miliar (kurs USD1=Rp.14.000). Posisi kedua dan ketiga adalah Hong Kong (USD 489.260) dan Amerika Serikat (USD432.370). Posisi berikutnya dalah Australia, Selandia Baru, Singapura, Kanada, Denmark, Britania Raya dan Belanda.

Sementara Indonesia memiliki kekayaan per penduduk dewasa USD10.545 atau sekitar Rp.147 juta. Artinya, setiap penduduk dewasa di Indonesia punya kekayaan rata-rata Rp.147 juta. Nilai itu didapat dari nilai kekayaan finansial dan non-finansial kemudian dikurangi dengan utang.

Nah, jika Presiden Jokowi ingin pendapatan per kapita Indonesia naik menjadi Rp.27 juta per bulan di 20 tahun mendatang, kira-kira berapa kekayaan rata-rata penduduk Indonesia?

Image result for inklusi keuangan

Idealnya, peningkatan pendapatan per kapita juga harus diimbangi dengan orientasi untuk meningkatkan kekayaan setiap orang atau setiap keluarga.

Orientasi Kekayaan

Ada beberapa alasan kenapa orientasi meningkatkan kekayaan menjadi penting.

Pertama, kekayaan memiliki hubungan yang unik dengan pendapatan. Definisi kekayaan bukan sekadar pendapatan yang tinggi namun juga seberapa banyak aset yang dimiliki.

Hal ini terjadi karena karena orang yang berpendapatan tinggi belum tentu mengoleksi aset yang menjadi komponen perhitungan kekayaan seperti properti, perhiasan, logam mulia, dan surat berharga. Bisa jadi mereka malah memilih membeli aset yang memiliki nilai depresiasi tinggi seperti kendaraan dan barang elektronik. Atau pendapatan tinggi justru membuat mereka semakin mementingkan liburan dan menikmati hobi.

Hal berikutnya yang harus diwaspadai adalah adanya utang. Pendapatan tinggi namun jika disertai utang yang tinggi akan mengurangi nilai kekayaan bersih. Lebih tragis lagi utang tersebut digunakan untuk membiayai hal-hal yang justru tidak menambah aset.

Kedua, kekayaan lebih bersifat permanen daripada pendapatan. Seseorang dapat saja mengalami penurunan pendapatan secara tiba-tiba, misalnya karena kemunduran usaha, pemutusan hubungan kerja, atau sakit kronis sehingga tidak mampu beraktivitas. Karena masa depan penuh ketidakpastian, maka upaya terbaik bagi kita adalah memiliki jaring pengaman mengantisipasi kondisi terburuk, yakni dengan memiliki aset yang bisa segera dijual atau digadaikan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sehingga tidak akan ada lagi cerita orang yang terjerat pinjaman online alias pinjol. Awal mulanya hanya berutang Rp.2 juta, namun karena tidak mampu bayar, maka gali lubang tutup lubang hingga utang membengkak menjadi Rp.100 juta. Jika ia memiliki aset yang bisa segera dijual atau digadaikan, maka jerat pinjol bisa dielakkan.

|| Baca juga: Bagaimana Menyikapi Pinjaman Online? 

Di sisi lain, kekayaan bisa diwariskan. Orang tua yang kaya biasanya memiliki anak-anak yang kaya juga. Saat anak-anak tersebut, yang notabene sudah kaya, mendapat warisan maka kekayaan mereka akan melonjak drastis.

Ketiga, ketimpangan dari sisi kekayaan biasanya lebih tinggi daripada ketimpangan dari sisi pendapatan. Global Wealth Report 2019 menunjukkan rasio Gini kekayaan Indonesia sebesar 0.833, lebih tinggi daripada rasio Gini dari sisi pendapatan sebesar 0,38. Semakin tinggi nilai rasio Gini berarti ketimpangan semakin parah.

Tingginya rasio Gini kekayaan berarti kekayaan lebih banyak terkonsentrasi di orang-orang terkaya saja. Sementara orang-orang miskin bisa jadi memiliki kekayaan sangat rendah, nol, atau bahkan negatif karena adanya komponen utang di atas.

Keempat, orientasi kekayaan juga lebih tidak bias daripada orientasi pendapatan per kapita. Perhitungan pendapatan per kapita biasanya bersumber dari perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) yang juga memasukkan unsur faktor produksi asing di dalamnya. Maka, siapakah yang paling beruntung karena kenaikan pendapatan per kapita Indonesia: orang Indonesia atau orang asing? 

Orientasi di atas perlu menjadi perhatian kita semua. Peran pemerintah adalah membuat suasana yang mendukung bagi setiap orang untuk berjuang menjadi lebih kaya.

Resep menjadi kaya

Bila ditanyakan kepada setiap orang kaya atau pakar keuangan, resep menjadi kaya cuma ada tiga, yakni menaikkan pendapatan, mengontrol pengeluaran, dan mengatur aset.

Resep pertama menaikkan pendapatan. Perlu semangat untuk memberi nilai tambah bagi pekerjaan yang sedang dijalani saat ini, mencari peluang usaha baru, atau mencari kerja sampingan. Peran pemerintah adalah memastikan iklim investasi kondusif, memperluas peluang pasar, serta meningkatkan infrastruktur.

Resep kedua, mengontrol pengeluaran. Mengontrol pengeluaran bukan serta merta mengurangi pengeluaran namun harus jelas dan terarah kemana uang tersebut dibelanjakan.

Bagi individu dan pemerintah, mungkin akan lebih menguntungkan jika membeli barang-barang mahal namun berkualitas baik dan awet daripada banyak membeli barang murah namun berkualitas rendah.

Resep ketiga, mengatur aset. Berarti setiap individu perlu mengumpulkan aset yang menjadikan ia menjadi kaya. Aset yang layak dikoleksi adalah segala sesuatu yang memiliki nilai jual kembali, contohnya properti, tanah, logam mulia, dan surat berharga.

Aset yang memiliki nilai depresiasi seperti kendaraan atau barang elektronik tetap boleh dimiliki namun bukan menjadi pilihan utama, karena aset tersebut tetap memberi nilai guna. Di sini diperlukan perluasan literasi finansial keluarga.

Penutup

Fokus Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 adalah pada pengembangan sumber daya manusia, penciptaan lapangan kerja, serta pemberdayaan usaha mikro. Kita menanti berbagai terobosan, agar Indonesia berada dalam jalur kenaikan pendapatan per kapita dan juga menjadi lebih kaya lagi.

(Thomas Soseco)


Popular posts from this blog

Skewness dan Kurtosis

Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia

KKN di Desa Penari

Palma Ratio Indonesia

Daya Beli Masyarakat, in this Economy: Dunia Usaha dan Perspektif Ekonomi Makro

Generasi Hutang: Literasi Keuangan dan Kekayaan Rumah Tangga

Berapa Rata-Rata Kekayaan Rumah Tangga di Indonesia?