Kota Jangan Memakan Desa

Media Indonesia, 3 Agustus 2015

Jangan melupakan desa. Justru sejarah kota bermula dari sebuah desa, dengan alasan menghemat biaya, berbagai kegiatan ekonomi berkumpul di satu area, dan lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah kota. Desa harus didukung karena desalah yang mendukung kota.

Desa berfungsi sebagai pemasok bahan makanan, bahan bangunan, dan air bersih, yang semuanya itu untuk membangun kota.

Saat desa tidak lagi berfungsi sebagai pendukung sebuah kota, penduduk kota bisa kolaps. Mereka harus mencari sumber daya ke tempat yang lebih jauh dengan biaya yang lebih mahal.

Jangan sampai kota-kota ‘memakan’ desa dengan menyedot warganya untuk pindah ke kota.

Urbanisasi yang berlebihan akan meninggalkan generasi tua yang kurang produktif di desa yang kemudian akan melambatkan kegiatan ekonomi di desa.

Itu sebabnya desa harus punya daya tarik bagi warganya. Pendapatan dari bertani, melaut, atau berkebun harus bisa menyejahterakan mereka. Dari sisi infrastruktur, jangan hanya membangun di perkotaan, tapi harus merata hingga ke perdesaan.

Infrastruktur yang baik juga membuat kehidupan masyarakat jauh lebih mudah. Saat desa sudah nyaman untuk ditinggali, desa akan terus menjalankan fungsinya untuk mendukung sebuah kota.

Relasi yang baik antara desa dan kota akan terus berlanjut.

(Thomas Soseco)


Popular posts from this blog

Skewness dan Kurtosis

Piramida Distribusi Kekayaan Masyarakat Indonesia

KKN di Desa Penari

Palma Ratio Indonesia

Daya Beli Masyarakat, in this Economy: Dunia Usaha dan Perspektif Ekonomi Makro

Generasi Hutang: Literasi Keuangan dan Kekayaan Rumah Tangga

Berapa Rata-Rata Kekayaan Rumah Tangga di Indonesia?